Dalam pertemuan tersebut, CEO MMC juga meminta Pemerintah Indonesia memberikan insentif terkait ekspor produk mereka.
"Sebenarnya dari sisi besaran pajak, Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara lain, contohnya Thailand," tuturnya.
"Namun, karena ada besaran perbedaan pajak daerah, maka terkesan pajak di Indonesia lebih tinggi. Ini yang sedang kita kaji di pemerintah pusat," jawab Airlangga.
MMC sejak mendirikan Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) pada 2018 terus meningkatkan jumlah ekspor dan menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor.
Adapun saat ini MMKI sedang mempersiapkan ekspor produk ke Australia, sehingga pada 2022 menjadi 40 negara tujuan ekspor.
Serta jumlah ekspornya diperkirakan akan mencapai 72 ribu unit pada 2022 dan ditargetkan 98 ribu unit pada 2024.
Selain itu, MMC sedang mengadakan pilot project untuk menggunakan BEV secara komersial dengan empat perusahaan.
"Pemerintah menyambut baik rencana MMC berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia, PT Haleyora Power, Gojek dan DHL Supply Chain Indonesia untuk menggunakan kendaraan jenis Minicab-MiEV secara komersial," kata Airlangga.
Mitsubishi telah mulai melakukan pilot study untuk penggunaan BEV secara komersial dengan keempat perusahaan tersebut,
Serta saat ini sedang mencari penggunaan yang cocok dari Minicab-MiEV ini.
Baca Juga: Mitsubishi Luncurkan Mobil Listrik Baru, Basis Xpander Facelift?
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR