Pemerintah, kata Luhut, harus menaikkan harga BBM subsidi karena harga minyak mentah dunia melonjak usai perang Rusia-Ukraina.
Luhut mengungkapkan, harga BBM subsidi saat ini sudah membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Rp 502 triliun.
"Nanti mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan mengenai apa bagaimana mengenai kenaikan harga ini (BBM subsidi)," sebut Luhut.
"Jadi Presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan terus demikian karena kita harga BBM termurah di kawasan ini," sambungnya.
"Kita jauh lebih murah dari yang lain dan itu beban terlalu besar kepada APBN kita," katanya
Soal dampak kenaikan harga BBM subsidi ke inflasi, Luhut mengatakan, hal itu akan tergantung dari besaran harga kenaikan harga Pertalite dan Solar.
Kebijakan kenaikan harga BBM merupakan salah satu cara pemerintah untuk mengurangi beban APBN.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga mengaku sudah melakukan upaya peralihan ke kendaraan listrik, penggunaan biofuel.
Rencananya, harga Pertalite akan naik Rp 2.350 per liter, dari Rp 7.650 menjadi Rp 10 ribu per liter.
Sumber:
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR