Otomotifnet.com - Transmisi Suzuki Ertiga dan Hyundai Stargazer beda jauh.
Karena teknologi transmisi milik Suzuki Ertiga memakai transmisi otomatik konvensional.
Yakni 4 Speed AT alias transmisi matik hidraulis.
Teknisnya, masih menggunakan satu set planetary gears (gigi planet) dan kopling fluida (torque converter) buat melakukan perpindahan kecepatan secara otomatis.
Cara kerjanya, saat dicapai sebuah nilai torsi mesin tertentu, pompa fluida akan bekerja memindahkan gigi, baik ke posisi lebih rendah maupun lebih tinggi.
Bandingkan dengan transmisi matik IVT (Intelligent Variable Transmission) Hyundai Stargazer yang jauh lebih modern.
IVT di Hyundai Stargazer ini pada dasarnya adalah transmisi matik jenis CVT (Continuously Variable Transmission).
Jadi transmisi matik Hyundai Stargazer pakai sepasang puli (primer dan sekunder) dihubungkan sebuah rantai baja (chain belt) sebagai penggeraknya.
Pilihan memakai rantai baja ini karena diklaim lebih kuat dan minim perawatan dibanding sabuk pelat baja (VDT Belt) yang biasa dipakai transmisi CVT pada umumnya.
Selain itu, aplikasi rantai baja ini juga berguna untuk meningkatkan respons transmisi saat melakukan perpindahan gigi.
Alhasil respons bisa menjadi lebih cepat karena gesekan antara chain belt dengan puli bisa berkurang.
Namun bukan berarti transmisi Suzuki Ertiga lemah. Jenis transmisi otomatik konvensional ini justru sudah terbukti lebih bandel dan tahan lama.
Bahkan ketika mengalami kondisi pemakaian yang bukan hanya keras namun dengan perlakuan perawatan yang kurang perhatian.
Sebaliknya, banyak kasus CVT rontok karena membutuhkan perawatan berkala yang ketat. Misal enggak boleh telat ganti oli CVT.
Baca Juga: Sama Jenis CVT, Ini Keunggulan Transmisi Matik Stargazer Dibanding Xpander
Editor | : | Iday |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR