"Saat kendaraan di depan kita melewati benda statis tersebut, maka kita langsung menghitungnya," ujarnya.
"Apakah kendaraan kita saat berada di posisi tersebut pas pada hitungan detik 3? Jika terlalu cepat (sebelum 3 detik sudah di titik tersebut), maka jarak kita dengan kendaraan di depan kita terlalu dekat," sambungnya.
Namun kata Roslianna, dengan catatan kondisi mobil layak jalan dan jalan tol dalam keadaan kering.
"Jika hujan tambahkan 1 atau 2 detik, berdasarkan situasi," lanjutnya.
Sementara itu, pemerhati masalah transportasi Budiyanto menambahkan, teori soal jarak aman di jalan tol memang tidak ada yang absolut atau pasti.
Namun teori tersebut secara rasional dapat digunakan untuk antisipasi menghindari benturan atau lebih mudah bermanuver.
Teori 3 detik dilandaskan pada berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk menghindar jika di depannya ada kondisi darurat.
"Proses otak untuk memerintahkan kaki kita menginjak pedal rem dibutuhkan waktu sekitar 0,5 sampai 1 detik," terang Budiyanto.
"Kemudian proses kerja mekanikal butuh waktu 0,5 detik sampai dengan 1 detik, dan dibutuhkan sampai kendaraan berhenti 0,5 sampai dengan 1 detik," terangnya.
"Total waktu yang dibutuhkan 3 detik," kata Budi.
"Jadi, apabila dihitung dengan jarak, misalnya kecepatan 100 kpj, dibutuhkan jarak dengan mobil di depannya kurang lebih 84 m," tandasnya.
Baca Juga: Pengemudi Bodoh, Istilah Ahli Karena Egois Melaju di Lajur Kanan Jalan Tol Terus
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR