“Apakah baterainya (motor listrik) atau kah mesinnya, atau perlu dua-duanya,” imbuhnya.
Jadi, meski jenisnya pararel hybrid, lanjutnya, secara prinsip kerja bisa dikatakan Almaz Hybrid ini mengusung multi-mode hybrid.
“Karena ia bisa bekerja pada mode EV, seri dan pararel. Tapi memang yang jadi prioritas penggerak roda itu motor listriknya,” tambah Danang.
Ia kemudian mencontohkan ketika Almaz Hybrid lagi bergerak pada kecepatan yang sangat rendah dalam kondisi baterai kosong atau berkurang banyak, mesin bensin akan hidup dengan prioritas mengisi daya beterai.
Baca Juga: Enggak Pakai Drama, Wuling Luncurkan Almaz Hybrid Hari Ini, Harga Cuma Segini
Dengan kata lain yang menggerakkan roda tetap motor listriknya.
Kecuali bila sangat dibutuhkan dan otak mobil menghitung lebih efisien pakai mesin, maka mesin bensinnya akan langsung direct menggerakkan roda.
Makanya pada Almaz Hybrid ini tidak menggunakan transmisi otomatis biasa maupun CVT seperti halnya pada Almaz RS.
“Ia menggunakan DHT (Dedicated Hybrid Transmission) yang hanya 1 percepatan saja,” tukas Danang.
Nah, DHT ini yang mengatur pindahan daya dari mesin bensin atau dialihkan ke mesin elektrik ke DHT ini.
“Ada semacam actuator di DHT-nya yang betugas memindahkan daya dari mesin saja atau motor listrik saja, atau dua-duanya sekaligus,” pungkasnya.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR