Pandu mengatakan, pada kesempatan itu sekaligus dimanfaatkan untuk mendapatkan masukan terkait dengan beberapa hal yang krusial.
"Pertama terkait soal lahan pertanian yang terdampak, analisis dampak dari jalan tol itu dan aspek teknis terkait jalan tol," aku dia.
Menurutnya, jika hal tersebut perlu dilakukan lantaran lahan yang akan digunakan untuk jalan tol tersebut merupakan lahan pertanian produktif.
Lahan tersebut berkontribusi penting dalam memproduksi beras di wilayah Kabupaten Klaten.
"Di sana itu (lahan terdampak tol) merupakan wilayah inti dari ketahanan pangan," terangnya.
Rencananya ruas jalan tol yang akan melewati sisi selatan Kabupaten Klaten itu akan berkisar 7,5 kilometer yang terbagi ke Kecamatan Polanharjo, Wonosari dan Delanggu.
"Nanti akan melewati 8 desa, yakni Desa Kranggan, Segaran, Kepanjen, Gatak, Boto, Sekaran, Bentangan, Duwet," papar dia.
"Kalau dari (rencana) trase (titik pembangunan) nantinya akan nyambung dengan jalan tol Solo-Jogja. Titik temunya ada di Kranggan," ungkapnya.
Meski begitu, Pandu menegaskan rencana tersebut masih sebatas studi kelayakan.
Tim Desain, PT Virama Karya (Persero) Abdul Rasyid menegaskan hingga saat ini baru dilakukan studi kelayakan.
"Ini coba kita kaji, tidak hanya sisi teknis tapi juga dilihat dari sisi demand dengan (ruas) jalan yang sudah ada, sudah memadai untuk lalu lintas saat ini atau belum," jelasnya.
Menurutnya ini masih dalam taraf perencanaan, sehingga masih perlu melakukan kajian lebih lanjut apakah memerlukan jalan lingkar atau jalan tol.
Bukan hanya Kabupaten Klaten saja, namun Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar juga sudah melakukan kajian serupa.
"Ini baru studi kelayakan, masih menunggu hasil," aku dia.
"Karena ini masih ada kajian yang lain lagi dan studi kelayakan juga dilakukan berulang kali," tandasnya.
Baca Juga: Tol Solo-Jogja Ubah Nasib Om Kiryono, Seorang Buruh Lepas Dapat Rp 1,67 Miliar
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR