Otomotifnet.com - Inilah sepenggal cerita profesi sebagai sopir sasis bus baru.
Demi mengantarkan sasis bus baru dari dealer ke karoseri, sudah biasa terjang panas dan hujan.
Bahkan para sopir sasis bus ini kerap waswas saat berhenti istirahat.
Seperti diungkap Alex, sopir sasis bus dari Hartono Raya Motor, Dealer Sasis Bus Mercedes-Benz.
Ia sudah melakoni profesinya sejak 2002 lalu hingga sekarang.
"Kendalanya paling ya hujan, jadi di jalan agak lama. Kalau normal sih dua hari setengah sampai tiga hari sudah masuk karoseri di Malang," ucap Alex, (13/12/22).
Ketika hujan, Alex harus menepi untuk memakai jas hujan lalu kembali melanjutkan perjalanan.
"Kalau ketemu rest area di tol, kita menepi, istirahat dulu, ngopi," tuturnya.
Beda dengan bus AKAP atau Pariwisata, mengantar sasis hanya bisa dilakukan satu sopir saja.
Jadi selama perjalanan tak ada sopir pengganti, mengingat bangkunya cuma ada satu.
"Enggak pakai sopir double, satu mobil satu orang," ujar Alex.
"Paling istirahat saat capek, berhenti saja, sebentar lanjut lagi. Enggak terlalu ngoyo, enggak diburu-buru," sambungnya.
Untuk pengantaran sasis ke karoseri, kata Alex, sebenarnya tidak ada target.
Paling lambat atau jalan santai tiga hari baru sampai karoseri.
Namun kadang ada permintaan dari PO untuk tiba di karoseri pada hari yang ditentukan.
"Ada sesekali permintaan PO, hari ini masuk (karoseri), kita harus uber, enggak selalu santai," kata Alex.
Kalau diperhatikan saat bertemu di jalan, para sopir ini memakai helm dan jaket tebal.
Hal ini sebenarnya sudah diatur pada Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Pasal 106 Ayat 7, yang berbunyi:
"Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih yang tidak dilengkapi dengan rumah-rumah di Jalan dan penumpang yang duduk di sampingnya wajib mengenakan sabuk keselamatan dan mengenakan helm yang memenuhi standar nasional Indonesia."
Tantangan lain yang dialami para sopir sasis ini adalah ketika berjalan di malam hari.
Alex biasanya menyetir sampai jam 2 dini hari lalu beristirahat dan kembali jalan saat subuh.
"Tapi tergantung situasi, kalau hujan paling jam 11 malam maksimal, kalau terang (cerah) dan ada temannya, lanjut sampai jam 2 dini hari," beber Alex.
Tantangan lainnya, sasis ini tidak punya bodi, jadi tidak bisa ditinggalkan sembarangan saat istirahat.
Untuk antisipasi, Alex biasanya cari tempat istirahat yang masih bisa mengawasi sasis bus.
"Kita usahakan saat makan, terpantau sasis itu, kelihatan depan mata, jaga-jaga karena yang sudah-sudah banyak kejadiannya," terangnya.
"Ada ban serep suka hilang, alat-alat yang dikasih suka dicopot," ucapnya.
Ketika sampai di karoseri tujuan, Alex biasanya pulang atau kembali membawa bus yang sudah selesai dibuat. Tergantung permintaan kantor.
"Biasanya kan sudah ada yang jadi, kita tarik (bawa) ke kantor, kita ambil, kalau enggak kita pakai bus (bus akap) pulangnya," sebutnya.
"Jadi kita berangkat bawa sasis, pulang bawa bus yang jadi, sesuai permintaan kantor," tandas Alex.
Baca Juga: Beli Bus dan Truk di Dealer Beda Dari Mobil, Cuma Dapat Sasis dan Mesin, Ini Alasannya
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR