Otomotifnet.com – Bila berbicara soal transmisi otomatis jenis Continuous Variable Transmission (CVT), pasti akan terbayang sebuah transmisi yang menggunakan puli dan sabuk baja.
Tapi itu tidak berlaku pada transmisi e-CVT yang diusung Toyota All New Kijang Innova Zenix Hybrid.
Oiya, e-CVT singkatan dari Electric Continuously Variable Transmission.
Meski namanya ada CVT-nya, namun menurut Didi Ahadi, Dealer Technical Support Department Head PT Toyota-Astra Motor (TAM), mekanisme transmisinya tidak ada lagi puli dan belt atau sabuk baja seperti pada transmisi CVT konvensional.
Baca Juga: Sistem Kerja Transmisi e-CVT Kijang Innova Zenix Hybrid, Tanpa Sabuk Baja
“Itu hanya penamaan saja. Cara kerjanya murni kayak motor listrik,” jelas Didi saat dihubungi Otomotifnet.com (11/1/2023).
Jadi pada e-CVT ini kata Didi menggunakan dua buah motor listrik yang dinamai Motor Generator (MG).
“Ada MG1 dan MG2. MG1 untuk memutar engine (mesin pembakaran dalam). Sedangkan MG2 yang menggerakkan roda mobil," jelasnya.
MG1 ukurannya lebih kecil, dan terhubung pada mesin bensin, “Jadi tidak ada lagi dynamo starter, tugasnya diganti MG1 ini,” tambah Didi.
Bahkan kompresor AC Innva Zenix Hybrid ini kata Didi tidak lagi terhubung dengan belt ke mesin bensinnya.
“Kompresor AC-nya sudah elektrik, murni digerakkan listrik,” terangnya.
Nah, MG2 yang ukurannya lebih besar lah yang bertugas sebagai motor penggerak utama roda mobil saat mode EV (Electric Vehicle).
Pertambahan akselerasi mobil dari kerja MG2 ini berdasarkan jumlah arus listrik yang masuk, yang dihasilkan dari injakan pedal gas.
Baca Juga: Otoproject Siapkan Banyak Aksesori Untuk Honda HR-V, WR-V hingga Innova Zenix
Dengan kata lain, rasio giginya tidak terbatas (infinite gear ratios), tergantung besarnya arus listrik yang masuk ke MG2.
Oiya, MG2 ini juga membantu menyediakan torsi tambahan saat akselerasi, serta berfungsi sebagai regenerative braking.
Nah, ketika dibutuhkan output dari mesin bensinnya untuk menggerakkan roda, misalnya ketika ingin berakselerasi tinggi, maka output tenaga yang keluar dari mesin bensin akan dihubungkan melalui sebuah sistem planetary gear ke MG2, lalu diteruskan ke roda.
Sistem planetary gear ini letaknya berada di antara MG1 dan MG2, yang disebut Power Split Device.
“Jadi dengan sistem ini, output dari mesin bensin ini bisa bekerja sendiri menggerakkan roda, atau bersama-sama dengan motor listrik,” jelas Didi lagi.
Atau bisa juga mesin bensinnya nyala hanya untuk melakukan pengisian daya ke baterai.
“Biasanya kalau indikator daya baterainya tinggal 4 bar, mesin bensinnya nyala untuk melakukan pengisian,” tambahnya Didi.
Jadi dengan kata lain, prinsip kerja transmisi e-CVT ini ya mirip dengan DHT (Dedicated Hybrid Transmission) yang belakangan banyak digunakan pada mobil hybrid.
“Hanya penamaan saja. Pointnya adalah efek dari kerja e-CVT ini dibuat kayak CVT konvesional yang smooth dan tidak ada entakan perpindahan gigi,” tutup Didi.
Nah, udah ngerti kan kenapa enggak ada puli dan belt lagi pada e-CVT Innova Zenix Hybrid!
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR