Menurut Tika, sejauh ini proses appraisal baru rampung di dua desa di Kabupaten Kediri dan baru dimusyawarahkan.
Kedua desa tersebut yakni Desa Sendang dan Banyakan di Kecamatan Banyakan.
Sementara di wilayah Kabupaten Nganjuk proses appraisal baru dilakukan di tiga desa dan prosesnya belum kelar.
Ketiga desa tersebut yakni Desa Nglundo di Kecamatan Sukomoro, dan Sambirejo serta Wates di Kecamatan Tanjunganom.
“Nganjuk ini kan kami baru mulai untuk tiga desa, Sambirejo, Nglundo, sama Wates, tiga desa ini dulu kami appraisal. Baru mulai minggu lalu sudah mulai turun ke lapangan KJPP-nya,” jelas Tika.
Tika menyebutkan, proses appraisal tersebut belum sepenuhnya rampung.
Adapun setelah selesai, pihaknya akan mengadakan musyawarah dengan warga terdampak.
“Jika appraisal-nya keluar, baru kami musyawarahkan,” kata dia.
Untuk diketahui, jalan Tol Kertosono-Kediri nantinya akan memiliki panjang 20,7 kilometer.
Ruas jalan tol ini berlokasi di dua kabupaten, yakni Kabupaten Nganjuk dan Kediri.
Lahan yang dibutuhkan untuk proyek Tol Kertosono-Kediri kurang lebih 2.149.363,36 meter persegi, dengan 1.768.183,54 meter persegi di antaranya berada di wilayah Kabupaten Nganjuk.
Berdasarkan data yang diterima Kompas.com, ada 16 desa di Kabupaten Nganjuk yang bakal dilalui Tol Kertosono-Kediri.
Ke-16 desa tersebut berada di tiga kecamatan berbeda.
Tim Kompas.com telah mencoba mengonfirmasi mengenai pembebasan lahan Tol Kertosono-Kediri yang lambat ke Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, namun yang bersangkutan belum memberikan respons.
Baca Juga: Tol Semarang-Demak Diresmikan, Pemerintah: Ganti Rugi Beres Pekan Ini
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR