Lebih lanjut, Krido menyebut UMKM yang masuk rest area akan menjalani tahap seleksi dan kurasi terlebih dahulu.
Sehingga tak semua UMKM di DIY dapat berjualan di dalam rest area.
"Kalau ada UMKM itu harus yang terseleksi, terstandarisasi menyangkut masalah fasilitas. Jangan sampai, nyuwun sewu, merusak fasilitas tol," jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop UKM) DIY, Srie Nurkyatsiwi, mengatakan segala persiapan sudah mulai dilakukan untuk menempatkan para pelaku UMKM di rest area.
Misalnya dari penguatan sumber daya manusia (SDM), kualitas produk UMKM hingga legalitas produk.
Siwi mengatakan, sejauh ini tercatat sudah ada 350 ribu UMKM yang terdata di seluruh wilayah DIY.
Sementara jumlah UMKM yang akan menempati rest area masih dikaji termasuk kapasitas rest area untuk menampung UMKM.
"Yang pasti di Sibakul kita siapkan semua. Sudah ada 350 ribu tinggal yang mana kesiapannya, tergantung lokasinya, rest areanya di mana," ujarnya.
Menurutnya kualitas produk disiapkan bukan hanya karena untuk bisa masuk ke rest area.
Dia menekankan UMKM memang selalu dibina agar terus naik kelas.
Sementara yang masuk ke rest area juga harus melalui proses kurasi dengan sejumlah indikator penilaian yang sudah disiapkan.
"Tidak sekadar diisi tapi lihat traffic pengunjungnya seperti apa, potensi kekuatan ekonomi yang akan di sana seperti apa kita lihat market oriented, di sana jangan sampai umkm di sana tidak ada pengunjung," jelasnya.
"Tidak semua UMKM masuk sana, pasti harus lolos kurasi. Akan berbayar atau gratis akan didiskusikan dulu," sambungnya.
Baca Juga: Beberapa Titik Lahan Tol Solo-Jogja Angker, Operator Alat Berat Kenyang Pengalaman
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR