Otomotifnet.com – Saat ini tak sedikit pemilik mobil diesel yang rajin melakukan purging, guna merontokkan kemungkinan adanya deposit di dalam saluran bahan bakar, terutama pada diesel common-rail.
Trik ini dilakukan untuk menghindari resiko terjadi clogging dalam saluran bahan bakar, terutama pada nozzle injector yang dapat menyebabkan performa drop dan emisi gas buang jadi memburuk.
Paling parah bila sampai injektornya rusak, harganya kan tidak murah.
Padahal treatment purging ini sebenarnya tidak perlu dilakukan bila pemilik mobil diesel disiplin dalam memilih BBM diesel yang tepat atau sesuai anjuran pabrik.
Baca Juga: Mobil Diesel Sering Purging Bikin Part Ini Rusak, Setahun Dua Kali Cukup
Apalagi perawatan ini (purging) sendiri tidak ada dalam layanan servis di bengkel resmi.
“Berdasarkan pengalaman saya waktu kerja di APM mobil, di dalam buku manual tidak ada itu yang namanya maintenance atau perawatan rutin dengan purging,” beber Sumarno Andi, punggawa Masmun Sukses Motor di Solo, Jawa Tengah, yang pernah jadi trainer mekanik di salah satu pabrikan mobil Jepang.
Tapi, lanjutnya, seiring berkembangnya teknologi, beberapa produsen chemical perawatan kendaraan lantas membuat terobosan menciptakan solusi perawatan injector tanpa bongkar mesin. “Maka muncul lah ini, chemical purging,” imbuhnya.
Namun menurut Sumarno yang harus diluruskan soal maintenance atau perawatan mesin kendaraan adalah bukan mengobati, tapi mencegah.
“Purging itu ibarat kalau orang sakit diinfus, itu kan ilegal. Harusnya kalau kita sakit apa kan pakai obat dengan cara diminum atau makan,” jelas Sumarno.
Ia kembali menganalogikan bahwa kenapa saat sakit dibutuhkan infus, “Tandanya kondisi badan kita sudah tidak beres, sehingga tidak bisa lagi minum atau makan secara normal. Makanya butuh nutrisi dengan cara diinfus,” lanjutnya.
Di mobil pun kata Sumarno prinsipnya sama. “Sebenarnya purging itu ilegal kalau kita mengikuti manual book,” tambahnya.
Bila terjadi masalah, ujarnya lagi, misal pada komponen saluran bahan bakar, maka mesti dibongkar untuk diatasi masalahnya (diperbaiki, atau diganti part yang bermasalah).
Baca Juga: Segini Biaya Purging Plus-plus Buat Mesin Mobil Diesel di Bengkel Umum
“Awalnya purging itu memang untuk kendaraan-kendaraan yang sudah bermasalah. Contohnya asapnya (knalpot) sudah tebal, powernya ngedrop, mesin pincang dan sebagainya,” paparnya.
Setelah dianalisa, lanjutnya, misalnya kemungkinan injector, maka baru lah dilakukan purging.
“Tapi yang terjadi saat ini berbeda gitu di Indonesia. Jadi seolah-olah yang namanya diesel itu harus rutin purging,” tukas Sumarno.
Memang menurutnya langkah ini tidak salah, tapi jadinya tidak sesuai dengan rules.
Ia pun lantas menganalogikan lagi dengan orang sakit, misalnya orangnya sudah tua dan menderita tekanan darah tinggi yang butuh mengkonsumsi obat pengecer darah secara rutin.
“Sama halnya dengan Bio Solar, yang berpotensi merusak mesin mobil kita, dalam artian injector bisa mampet dan sebagainya.”
“Efeknya juga filter solar lebih cepat diganti, meski ada efisiensi penggunaan biaya karena Bio Solar ini harganya murah,” terangnya.
Nah, jika awalnya kata Sumarno kita sudah tahu kalau Bio Solar ini berpotensi merusak mesin, maka cara yang semestinya adalah menambahkan aditif ke dalam tangki bahan bakar.
Baca Juga: Purging Mobil Diesel Jangan di Diemin, Wajib Lakukan Hal Ini Biar Makin Efektif
“Bedanya antara kita purging dengan menambahkan chemical (aditif bahan bakar) ke dalam tangki, kalau kita tambahkan ke tangki responnya atau efeknya itu memang tidak instan,” ucap Sumarno.
Dalam artian efek dalam membersihkan saluran bahan bakar.
Berbeda dengan purging yang bisa instan, karena sifatnya direct atau langsung disuntik ke saluran bahan bakar menuju injector pump.
“Selain itu chemical untuk purging merupakan concentrate cleaner. Tetapi ini partial cleaning, hanya injector saja yang kita cleaning, ya mungkin juga pompa injector dan saluran ke common-rail,” jelasnya lagi.
Sementara bila menggunakan aditif ke dalam tangki, memang efeknya kata Sumarno tidak instan dalam membersihkan saluran bahan bakar.
“Tapi justru itu sangat bagus untuk maintenance, karena sebenarnya akar masalahnya adalah pada bahan bakar yang digunakan, yaitu solar yang bisa busuk tadi,” tukasnya.
Nah, untuk mencegah kandungan negatif pada solar yang tidak sesuai dengan mesin diesel modern ini merusak injektor, kata Sumarno paling efektif dengan menambahkan aditif ke dalam tangki.
Agar kualitas solar tersebut jadi lebih bagus, punya ketahanan lebih lama (tidak cepat busuk), kandungan oksigennya lebih bagus untuk membantu proses pembakaran.
“Cukup tambahkan aditif sebulan sekali saja. Misal saat ini kita isi solarnya full tank, masukkan aditif. Trus bulan depannya pakai lagi,” sarannya.
Tuh, jadi lebih baik mencegah daripada mengobati ya gaes!
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR