Otomotifnet.com - Belum semua tahu jika ada jalan tol di Jawa Barat dibangun dengan teknologi unik.
Karena digarap pakai bantalan busa bernama Geofoam EPS sebagai pengganti tanah uruk.
Tepatnya di tol Cisumdawu Seksi 5 wilayah desa Cipamekar, Conggeang, Sumedang, Jawa Barat.
Alasan penggunaan busa itu karena area ruas tol tersebut memiliki struktur tanah labil dan berair.
Sehingga tidak bisa ditangani dengan urugan atau konstruksi biasa.
"Ini yang pertama dikerjakan dengan skala massal dengan volume hampir 40 ribu m3. Timbunan ringan ini akan mengurangi risiko longsor," jelas Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta-Jawa Barat, Brawijaya, dikutip dari laman Kementerian PUPR.
Melansir informasi dari unggahan akun Instagram resmi Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), (28/5/23), geofoam EPS adalah material expanded polystyrene berupa high density polystyrene yang berbentuk balok-balok berbobot ringan.
Material tersebut sudah biasa diterapkan di luar negeri, terutama untuk menangani lapisan tanah yang labil.
Teknologi geofoam yang diterapkan ini mampu mengurangi beban yang harus ditanggung oleh tanah dasar dengan sangat signifikan.
Selain itu, berperan mengurangi dan memperlambat proses penurunan (settlement) pada tanah dasar dan infrastruktur di dalamnya, serta dapat meningkatkan stabilitas tanah.
Kelebihan utama dari geofoam adalah bebannya yang ringan.
Sebagai perbandingan, berat tanah timbunan 1.800 kg/m3, sedangkan berat geofoam hanya 25 kg/m3.
Geofoam EPS dapat digunakan untuk keperluan konstruksi berat, tahan lama dan umur pemakaian yang sangat panjang, tidak teroksidasi oleh udara, air, maupun elemen alam lainnya, tahan rayap, serta hemat waktu yang tentunya sama dengan hemat biaya.
Dengan bentuk balok EPS yang sangat ringan mampu membuat efisiensi peralatan dan tenaga kerja di lapangan, mudah dibentuk dan dipasang seperti lego, selama proses pemasangan terus berjalan tidak tertunda oleh kondisi cuaca.
Baca Juga: Jadi Tanggul Laut, Tol Semarang-Demak Diberi Matras Bambu 17 Lapis Pertama di Indonesia
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR