"Ada 14 orang timku tak bisa terbang. Mereka tidak punya Visa, mereka tidak bisa masuk ke pesawat. Tim Moto3-ku juga, termasuk para pembalapnya," kata Poncharal.
Permasalahan yang terjadi ini, tak lain disebabkan ketidakmampuan agensi yang dipilih IRTA untuk mengurus Visa mereka.
IRTA menggunakan jasa Fairstreet Sports dari India, yang terbukti gagal total mengurus Visa untuk MotoGP India 2023 ini.
"Perhatian utama kami adalah membawa semua anggota tim ke paddock India agar kami bisa meneruskan acara ini," kata Geoff Dixon, Manajer Paddock IRTA.
Meski kegagalan utama terletak pada agensi yang dipilih, IRTA bertanggung jawab penuh atas masalah ini.
IRTA akan mengganti penuh biaya penerbangan para pembalap, tim dan kru yang telah dibatalkan karena masalah Visa ini.
Tapi hal ini masih belum bisa membendung kemarahan beberapa pihak, yang merasa waktu dan tenaganya terbuang akibat kejadian ini.
"Aku tak bisa menggambarkan betapa marahnya diriku. Hal ini akan jadi bahasan panas di India. Tim harus diberikan ganti rugi untuk tambahan biayanya," ujar salah satu bos tim yang tidak disebutkan namanya.
Sedangkan Stefan Bradl yang tampil menggantikan Alex Rins di tim LCR, merasa beruntung bisa lolos dari permasalahan Visa tersebut.
"Tapi aku merasa seperti duduk sendirian di pesawat ke New Delhi," kata sang test rider Honda.
Baca Juga: MotoGP India Kacau Balau, Makanan dan Minuman Bikin Lambung Pembalap Ketar-ketir
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR