Otomotifnet.com - Belakangan ini beberapa APM mobil sudah memproduksi kendaraan bermesin diesel dengan spesifikasi yang memenuhi standar emisi Euro 4.
Mobil diesel dengan standar emisi gas buang Euro 4 ini membutuhkan bahan bakar berkualitas tinggi.
Bahan bakar diesel berkualitas tinggi yang memenuhi standar emisi Euro 4, minimal punya Cetane Number (CN) 51 dan kadar sulfur maksimal 50 ppm.
Lantas bagaimana efeknya bila mobil diesel dengan spek Euro 4 oleh pemiliknya diisi dengan bahan bakar diesel dengan CN rendah dan punya kandungan sulfur tinggi?
“Kami sangat menganjurkan para konsumen kami untuk patuh dan mengikuti peraturan dari pemerintah dan dalam hal ini. Yaitu untuk menggunakan bahan bakar yang sesuai standar dari pabrikan dan sesuai regulasi pemerintah,” ujar Boediarto, General Manager of After Sales Division PT MMKSI.
Hal ini, lanjut Budiarto, juga terkait garansi.
“Garansi terhadap suatu komponen akan hilang atau tidak akan berlaku, bila dari hasil pemeriksaan dan analisa ditemukan penyebab kerusakan disebabkan oleh tindakan penggunaan konsumen. Termasuk tidak mengikuti pedoman yang telah tertera pada informasi service booklet dan owner manual,” tambahnya.
Yup, penggunaan BBM diesel yang tidak sesuai spek Euro 4, sangat berpotensi mempercepat timbulnya kerusakan pada mesin.
“Dalam jangka panjang, nanti yang kena imbas adalah sistem suplai bahan bakarnya,” jelas Wahono, yang saat berbicara sebagai Service Manager Auto2000 Jati Asih.
Yaitu antara lain dapat merusak sistem common-rail, pompa bahan bakar, hingga menyumbat injector.
Sebab BBM Diesel kualitas rendah umumnya punya kadar sulfur yang sangat tinggi.
Kandungan sulfur ini akan mempercepat timbulnya residu, yang lama kelamaan akan mengerak dan menyumbat saluran bahan bakar.
Selain itu, karena punga angka Cetane lebih rendah dan kadar sulfur tinggi, “Otomatis performa mesih jadi tidak maksimal, suara mesin agak kasar, ketukan mesin bergetar bertambah dan yang paling cepat kena dampak adalah penggantian filter solar sering diganti,” lanjut Wahono.
Hal yang sama juga diutarakan Budiarto, “Pemakaian BBM Diesel dengan kualitas rendah berpotensi memperpendek masa pakai filter bahan bakar dan komponen catalytic converter. Serta meningkatkan frekuensi ketukan diesel, dan menyebabkan efek negatif pada penghematan bahan bakar dibandingkan dengan mobil yang menggunakan bahan bakar yang direkomendasikan,” terangnya.
Lalu dari segi emisi gas buang, secara otomatis tentu bakal jadi tidak ramah lingkungan, ”Standar emisi yang ditetapkan pemerintah (sesuai Euro 4), jadi tidak akan tercapai,” tukas Wahono.
Makanya demi mendukung peraturan pemerintah soal regulasi emisi yang baru (Euro 4), beberapa APM memberlakukan gugur garansi bila kedapatan ada konsumen yang mengkonsumsi BBM Diesel di bawah CN 51 macam Bio Solar untuk produk yang mesinnya sudah mengusung spek Euro 4. Salah satunya adalah Toyota.
Ambil contoh seperti di salah satu dealer Toyota di bilangan Jakarta, ketika calon konsumen membeli produk mobil diesel Toyota yang sudah Euro 4, konsumen akan diberikan sebuah surat pernyataan dan harus ditandatangani saat prosesi pembelian.
Direktur Pemasaran TAM, Anton Jimmi Suwandy, pun tidak menampik saat dikonfirmasi, dan menuturkan surat pernyataan tersebut sifatnya berupa informasi awal yang diberikan dealer untuk calon konsumen.
"Jadi apa yang dilakukan teman-teman di dealer ini sifatnya adalah pre-information dari awal ya. Selain ada juga di buku manual nanti pada saat serah terima kendaraan," tutur Anton.
Lanjut Anton, “Langkah ini juga dilakukan dealer untuk mengedukasi calon konsumen, kalau unit yang akan mereka pakai ada perubahan spesifikasi mesin diesel yang telah mengadopsi Euro 4”.
Bagaimana dengan garansi? "Untuk Warranty, selama konsumen mengikuti anjuran informasi yang ada di buku manual mengenai apa yang bisa dilakukan dan cara penggunaan mobil yang benar, rasanya tidak perlu khawatir ya. Termasuk dianjurkan untuk servis berkala sesuai waktu," pungkasnya.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR