Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Perlu Tahu, Begini Cara Membedakan Travel Gelap dan Resmi Saat Mudik

Ferdian - Rabu, 10 April 2024 | 15:00 WIB
Ilustrasi Travel gelap
Kompas.com
Ilustrasi Travel gelap

Otomotifnet.com - Memasuki momen mudik Lebaran, kasus travel gelap marak terjadi.

Berkaca pada kecelakaan Gran Max di Tol Cikampek, pemudik harus lebih teliti memilih jasa travel.

Padahal pada saat covid beberapa tahun lalu, razia travel gelap sering dilakukan.

Namun tahun ini sepertinya tidak dilakukan lagi.

Nah buat catatan, bagi yang mau memakai travel disarankan memilih yang resmi.

Ada beberapa ciri yang membedakan antara travel resmi dengan yang tidak, bahkan ada regulasinya.

Kurnia Lesani Adnan, Ketua Bidang Angkutan Orang DPP Organda memberikan penjelasannya.

Namun sebelum itu ia turut berduka dengan kejadian kecelakaan maut yang terjadi di KM 58 Tol Cikampek.

Kecelakaan Tol Japek KM 58, Daihatsu Gran Max hangus terbakar usai hantam bus PO Primajasa.
KompasTV
Kecelakaan Tol Japek KM 58, Daihatsu Gran Max hangus terbakar usai hantam bus PO Primajasa.

Dijelaskan kalau travel gelap sudah pasti tidak jelas penanggungjawabnya.

Artinya, mobil tidak berbadan hukum dan pelatnya juga hitam, alas pribadi.

Regulasi yang mengatur tentang kendaraan travel ada di Peraturan Menteri Perhubungan No. 117 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Tidak dalam Trayek.

Dijelaskan, pelat yang digunakan semestinya kuning dengan tulisan hitam.

"Kedua, kendaraan yang digunakan itu jelas, punya mesin di atas 2.000cc. Jumlah seat, dan segala macam, minimal microbus, termasuk HiAce dan ada KIR," ucap pria yang akrab disapa Sani dikutip dari Kompas.com (9/4/2024).

Jadi sudah jelas, Gran Max yang terlibat kecelakaan tidak termasuk kendaraan travel yang resmi.

Ciri lainnya adalah semua bangku harus menghadap ke depan.

"Lalu, pengemudi harus bereragam, ada logo perusahaan sebagai identitas, di PM sudah jelas diatur semua," kata Sani.

Kemudian, pemesanan tiket bukan cuma lewat pesan singkat, tapi ada sistemnya. Jadi perusahaan bisa menyimpan data yang lengkap tentang penumpangnya, jika terjadi kecelakaan, bisa ditelusuri dengan jelas.

"Jadi ada pihak yang mengetahui, amit-amit terjadi apa-apa, perusahaan punya data, alamat, NIK, dan segala macam," ucap Sani.

"Kejadian di KM 58 itu kan sedih, enggak tahu siapa keluarganya, siapa yang mau dikontak. Terus akhirnya pakai tes DNA," kata Sani.

Baca Juga: Mencengangkan, STNK Gran Max Terbakar di KM 58 Tol Japek Catut Alamat Orang Lain

Editor : Panji Nugraha

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa