Otomotifnet.com - Jukir minimarket menolak tegas rencana penertiban yang dicanangkan Dishub DKI Jakarta.
Seperti yang disampaikan salah satu jukir minimarket bernama Boneng (38).
Ia mengatakan akan kembali bekerja sebagai juru parkir (jukir) di Alfamidi Salihara meski nantinya ditertibkan petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Dirinya tidak peduli karena ini adalah caranya mencari nafkah.
“(Setelah nantinya ditertibkan) Ya (saya) enggak (menganggur), besoknya parkir lagi. Memangnya kenapa? Ya bodo amat,” kata Boneng saat ditemui Kompas.com di Alfamidi Salihara, Jalan Salihara, Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan (14/5/2024).
Menurut Boneng, mata pencariannya sebagai jukir di Alfamidi Salihara ini merupakan pekerjaan yang halal.
“Kecuali saya nyolong, mencuri, tipu orang, boleh deh (ditertibkan),” tutur Boneng.
Selama 13 tahun terakhir menjadi jukir di Alfamidi Salihara, Boneng mengeklaim, ia bisa saja bergelimang harta dengan mengambil barang atau uang milik pelanggan yang tertinggal pada dashboard sepeda motor.
“Saya kalau mau punya handphone bagus, duit banyak, bisa. Uang saja pada geletak, itu saya pulangin ke pemilik,” ujar Boneng dikutip dari Kompas.com.
Berbeda dengan Boneng, petugas parkir Alfamidi Sawo Manila bernama Bram (39) akan mengajak bicara personel Dishub dan kepolisian jika mereka datang untuk menertibkan.
“Kalau ada Dishub ke sini. Kita bicarakan baik-baik dulu,” ujar Bram saat ditemui Kompas.com di Alfamidi Sawo Manila, Jalan Sawo Manila, Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa.
“Paling tidak cuma satu. 'Assalamualaikum. Pak, mohon izin, nama saya Bram. Penanggung jawab parkir Alfamidi Sawo Manila. Izin, bukannya saya enggak mau mengikuti peraturan bapak, baiknya kita bicarakan baik-baik dulu',” kata Bram menirukan percakapan yang nantikan akan dia sampaikan kepada petugas penertiban.
Bram akan meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk memilah dan memilih jukir yang hendak ditertibkan.
“Intinya saya pribadi, mau ditertibkannya jukir yang bagaimana dulu? Apakah ada pemerasan, atau pemaksaan? Nah, kalau pemerasan dan pemaksaan, itu salah, salah jukirnya,” kata Bram.
Oleh karena itu, Bram mengharapkan Pemprov DKI tidak memandang petugas parkir minimarket di Jakarta adalah sama.
Sebab, kata Bram, dia dan teman-temannya selama bekerja memegang prinsip memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggan Alfamidi Sawo Manila.
“Bagaimana supaya customer itu datang lagi. Intinya, bagaimana supaya customer itu datang lagi di area yang kita jaga. Area yang kita jaga di mana nih contohnya? Alfamidi Sawo Manila,” ujar Bram.
Sebagai penanggung jawab petugas parkir Alfamidi Sawo Manila, Bram mengaku selalu mengingatkan teman-temannya agar selalu murah senyum, menyapa, salam, sopan, dan satun, terhadap pelanggan.
“Contohnya dia mau ke kanan, mau menyebrang, ya kita sebrangi ke kanan. Kalau ke kiri, ya kita sebrangi ke kiri,” ujar Bram.
“Perhatikan petugas parkir Sawo Manila, mengatur lalu lintas kan? Daripada customer ditabrak, mendingan petugas parkir yang ditabrak. Itu pribadi saya,” lanjut Bram sambil menunjuk temannya yang sedang menyebrangi pelanggan saat hendak pulang.
Ia menyadari, Alfamidi Sawo Manila merupakan ladang dan satu-satunya tempat Bram dan teman-temannya mengais rezeki.
“Bagaimana supaya mata pencaharian kita ini tetap baik? Contohnya, datang ke parkiran, ya sapu dulu. Di sini ada tong (karung) sampah, ada sapu, ada pengki. Jadi, di sini ini, mohon maaf, memang saya tugaskan, petugas parkir itu jangan hanya mengharapkan uang. Tapi, ya jaga kebersihan,” pungkas Bram.
Baca Juga: Polemik Jukir Liar di Minimarket, Sulit Diatur dan Ada Dugaan Main Belakang
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR