Otomotifnet.com – Mobil listrik baru asal China, yaitu GAC Aion Y Plus yang belum lama ini dilaunching, ditawarkan dalam dua tipe.
Yaitu Aion Y Plus Exclusive seharga Rp 415 juta, dan Aion Y Plus Premium berbanderol Rp 475 juta.
Nah, tak lama dari peluncurannya, Otomotifnet.com mendapat kesempatan untuk melakukan test drive Aion Y Plus tipe paling rendah (Exclusive).
Seperti apa rasa berkendara serta keunggulan dan kekurangannya? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Baca Juga: Brand Mobil Listrik GAC Aion Bocorkan Hal Penting, Cikampek Jadi Saksi
Jujur, kami suka dengan desain eksterior SUV listrik ini. Terkesan futuristrik dan modern banget.
Terutama pada bentuk fascia depannya yang dihiasi lampu utama berpadu Daytime Running Light, dengan bentuk seperti sayap mengepak di kedua ujungnya, yang oleh GAC dinamai Angel’s Wing Headlights.
Sementara di buritannya mengusung konsep Skyline Run-Through Taillights, dengan desain yang kontemporer dan minimalis.
Di bagian samping, tampak lingkar roda Y Plus Exclisive ini lumayan besar nih.
Ia menggunakan pelek palang 5 diemeter 18 inci, dengan profil ban 215/50 R18.
Sistem pengeremannya juga sudah disc brake depan belakang, dimana cakram depannya sudah berventilasi.
Dan kemampuan sistem pengeremannya termasuk pakem saat kami coba berakselerasi tinggi hingga 100 km/jam, lalu direm sejadi-jadinya (hard braking).
Buktinya jarak pengereman dari 100 km/jam sampai mobil benar-benar berhenti total, hanya butuh waktu 40,1 detik.
Hal lain yang kami suka, meski SUV listrik Aion yang kami tes ini tipe terendah, tapi ia tak pelit fitur. Buktinya di atapnya sudah dikasih panoramic sun roof tuh.
Tak hanya itu, pada kaca depan sisi atas juga terlihat ada radar kamera besar, yang menandakan ia sudah dilengkapi teknologi ADAS (Adavanced Driver Assistance System). Keren!
Baca Juga: Intip Spesifikasi GAC Aion Y Plus, BYD Atto 3 dan Wuling Cloud EV Kalah Bongsor
Dan saat kami jajal beberapa fitur ADAS-nya, antara lain Addaptive Cruise Control, Lane Depature Warning maupun Prevention, Lane Keeping Assist, dan sebagainya, pembacaannya cukup akurat.
Oiya, secara dimensi GAC Aion Y Plus ini punya panjang keseluruhan 4.535 mm, lebar 1.870 mm, dan tinggi 1.650 mm.
Jarak sumbu rodanya mencapai 2.750 mm, dengan ground clearance setinggi 170 mm.
Dimensi segitu tak jauh berbeda dengan beberapa rivalnya seperti Wuling Cloud EV, Hyundai Kona Electric, BYD Atto 3, MG ZS EV, hingga Chery Omoda E5.
Konfigurasi joknya hanya dua baris, yang mampu memuat 5 penumpang.
Namun yang kami sangat apresiasi adalah ruang kaki untuk penumpang depan maupun belakang sangat-sangat lega. Sepertinya paling lega di kelasnya nih!
Tester Otomotifnet.com yang punya postur jangkung 179 cm saja masih bisa selonjoran kaki saat duduk di jok belakang.
Kerennya lagi, jok depan mobil ini bisa direbahkan rata dengan jok belakang, sehingga membentuk tempat tidur sepanjang 1,8 meter, yang bisa dimanfaatkan buat sitirahat yang nyaman, atau menonton film.
Untuk bawa barang di bagasi juga bisa banyak nih, lantaran volume bagasinya terbilang sangat luas.
Baca Juga: Harga Mobil Listrik GAC Aion Y Plus Diumumkan, Termurah Cuma Segini
Kalau mau bawa barang lebih banyak lagi, sandaran jok belakang bisa dilipat rata, sehingga ruang bagasi bisa jadi 1.200 liter.
Sipnya lagi, untuk membuka pintu bagasi bisa dilakukan dengan banyak cara loh.
Baik itu lewat remote, atau lewat tombol di bawah pintu bagasi, hingga dari dalam kabin lewat head unit.
Bahkan Anda pun bisa buka bagasinya tanpa perlu mencet tombol apa pun maupun gerakin kaki.
Cukup kantongi remote-nya, lalu mendekat saja ke belakang pintu bagasinya, maka akan muncul suara nada peringatan dibarengi dengan lampu belakang nyala, tanda pintu bagasi akan terbuka. Tinggal kita menjauh deh dari pintu bagasinya.
Tentunya fitur ini sangat bermanfaat saat kita lagi tenteng barang belanjaan banyak di tangan kiri dan kanan, sehingga repot kalau mesti turunkan barang terlebih dulu.
Untuk kompartemen buat taruh barang-barang kecil atau botol minuman di dalam kabinnya terbilang lumayan banyak.
Baik pada sisi atas konsol tengah maupun di kolongnya, lalu di semua trim pintu, hingga di jok belakang pada bagian arm rest.
Untuk kebutuhan ngecas gadget penumpang belakang juga tersedia 2 slot USB di bawah ventilasi AC, yang ada di antara jok depan.
Soal memanjakan penumpang, Aion Y Plus tipe terendah ini cukup banyak fitur-fitur pendukungnya.
Mulai dari tersedianya layar infotainment berukuran besar (14,6 inci) di tengah dasbor, serta meter cluster yang cukup lebar (10,25 inci) di depan setir untuk memantau informasi kendaraan bagi driver.
Busa jok dan lekukan sandarannya juga terasa nyaman diduduki, serta pengaturannya sudah elektrik di sisi driver maupun penumpang depan.
Nuansa interiornya juga mengusung pewarnaan unik, yaitu kombinasi abu-abu muda di bagian landasan bokong dan separuh sandaran punggung, dengan hiasan list tebal warna biru muda di tengah sandaran, lalu di sisi atas sandaran dikasih warna hitam.
Dan yang bikin kami salut dengan SUV listrik asal Cina ini, bantingan suspensinya terasa moderat dan cukup stabil saat dipakai bermanuver.
Waktu lewat jalan keriting atau rusak, guncangannya tidak terlalu terasa kuat, walau memang bantingannya sedikit agak stiff.
Saat menikung di tikungan parabolik pada kecepatan sedang (60 km/jam), juga tidak terlihat adanya gejala limbung maupun oversteer dan understeer.
Baca Juga: VinFast Bocorkan Ada Empat Mobil Listrik Yang Bakal Dirakit Di Subang
Tingkat kekedapan di dalam kabin saat melaju kencang juga cukup baik, walau masih terdegar ada suara gesekan ban, namun tidak begitu kuat.
Sayangnya, hampir semua pengaturan kendaraan diatur di dalam head unit.
Makanya tidak terlihat ada tombol fisik di konsol tengah maupun di dasbor. Kecuali tombol hazard di abwah head unit, dan pengaturan sorot lampu di dasbor sebelah kanan setir.
Bahkan untuk mengatur kaca spion, termasuk untuk melipatnya, mesti lewat head unit.
Bisa juga sih lewat tombol yang ada di setir sebelah kanan, namun tetap untuk memulai pengaturannya mesti lewat head unit terlebih dulu.
Ini akan sedikit merepotkan bagi yang belum terbiasa.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR