Otomotifnet.com - Inilah sedan pertama Suzuki yang dipasarkan di Indonesia, yaitu Suzuki Esteem. Sebelumnya, Suzuki hanya menawarkan model hatchback.
Bersamaan dengan tampilnya sedan 4 pintu ini yaitu Suzuki Esteem tahun 1991, mesin pilihannya adalah 1.300 cc.
Ini berarti, Esteem menjadi pesaing bagi Daihatsu Classy yang sudah lebih dulu memasuki pasar.
Di kelas 1.300 cc, untuk model sedan, praktis dua merek ini yang saling gempur menghadapi konsumen.
Merek lain sudah beralih ke kelas 1.500 dan 1.600 cc. Kalau pun ada saingan dari kelas 1.300 dan 1.400 cc, kebanyakan tampil dengan model hatchback.
Dari segi model, Esteem dinilai modem. Lekukan bodi dibuat bulat dan mulus. Tak banyak permukaan bodi yang menonjol.
Ini cukup untuk meningkatkan nilai aerodinamisnya, meski Suzuki tak menyebutkannya.
Baca Juga: Pantas Buat Keluarga Muda, Suzuki New Baleno Hatchback Ini Punya Konsumsi BBM Segini
Misalnya, seal perekat kaca depan serta bodi, rata dan halus.
Begitu juga dengan kaca pintu samping. Dan yang paling kentara, tentu saja fender (spakbor) yang agak rata dengan permukaan bodi.
Gaya interior Esteem lebih difokuskan untuk selera Asia. Kesan kematangan desain, tampak pada dashboard yang diintegrasikan dengan pintu depan mobil.
Dashboard dan lapisan pintu yang dibuat dari polyurethane seakan mengelilingi interior.
Meski begitu, untuk orang Indonesia, posisi dashboard ini dianggap masih ketinggian.
Sedangkan posisi tempat duduk depan tak ada masalah. Selain memberikan rasa duduk yang rileks, gerakan tubuh untuk menjangkau alat kontrol mobil pas sekali.
Yang perlu dijempoli dari interior Esteem adalah kisi-kisi atau grille penyaluran udaranya.
Kisi paling pinggir tidak lagi dipasang di dashboard, sudah dipindahkan ke pojok.
Tepatnya, grille ini ada di pintu. Udara dialirkan melalui saluran yang saling bertemu saat pintu ditutup. Dengan cara ini, distribusi udara baik sekali.
Untuk jok, Esteem Cuma menyediakan sabuk pengaman tempat duduk depan, sedangkan belakang optional.
Baca Juga: Pantas Kompetior Resah, Konsumsi BBM Suzuki Ertiga 2012 Tembus Segini
Panel instrumen yang ditawarkan Esteem menggunakan tampilan analog model jarum.
Instrumen utama, speedometer dan tachometer, dibuat dalam ukuran besar. Juga ada trip dan odometer, pengukur bensin, suhu mesin dan lampu indikator lainnya.
Setir bisa dinaik-turunkan. Pengoperasiannya cukup enteng, meski mobil ini tak dilengkapi power steering.
Saklar tangkai lampu depan dan penghapus kaca, selama di tes tak menimbulkan kritik. Tak ada suara yang dikeluarkannya.
Kedua penghapus kaca mampu membersihkan bidang permukaan kaca yang luas sekali.
Sayangnya kehebatan ini tak diimbangi kekuatan semprotan air (washer) yang masih pas-pasan.
Kontrol gas, rem dan kopling, juga tak ada masalah. Semuanya bisa dioperasikan dengan mudah.
Tenaga untuk menekan masing- masing pedal terasa ringan. Buat kaum hawa, ini membantu sekali.
Mengusung mesin 4 langkah 4 silinder segaris berpendingin air, SOHC, 8 katup 1.298 cc. Yang diatas kertas punya tenaga, 45,6 kW (73 PS/6.000 rpm dan torsi 102 Nm (10,4 kgm)/4000 rpm
Dari perbandingan gigi akhir, Esteem tampaknya diarahkan menjadi mobil yang irit bensin. Namun tarikannya dikorbankan.
Dan memang terbukti, untuk 0- 100 km/jam, mobil ini perlu waktu 15,22 detik (terbaik).
Perpindahan setiap gigi berlangsung dengan lancar. Tapi untuk 3 ke 2, pada 80 km/jam terasa kurang lancar.
Kondisi ini memang jarang diketahui bagi mereka yang lebih suka melakukan perpindahan gigi pada kecepatan rendah.
Baca Juga: Artis Marissa Haque Meninggal Dunia, Namanya Diabadikan di Sebuah Mobil Suzuki
Esteem tampak bisa dika tegorikan sebagai sedan kompak yang stabil. Mobil ini tak menimbulkan problem dalam pengendaliannya.
Tak ada gejala mobil out di belokan patah sekalipun saat meluncur dengan kecepatan 100 km/jam.
Koreksi setir juga tak banyak. Sebagai mobil kompak, kelegaan yang dihadirkan cukupan.
Sisa ruang kepala bagi pengemudi maupun penumpang memang tak banyak.
Namun untuk kaki, tak timbul keluhan bagi penumpang dengan postur 170 - 175 cm.
Data Tes
Akselerasi:
0 - 400 meter : 20,30 detik (110 km/jam)
0 - 60 km/jam : 6,95 detik
0 - 80 km/jam : 10,05 detik
0 - 100 km/jam : 15,22 detik
0 - 120 km/jam : 22,93 detik
Konsumsi BBM:
Konsumsi bensin rata-rata: 12,0 km/liter (situasi tidak terlalu macet,
kecepatan bervariasi).
Harga saat itu Rp. 37.000.000 (OTR) Jakarta
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR