Otomotifnet.com - Ledakan populasi mobil listrik asal Cina di pasar Thailand sedang terjadi. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan apakah fenomena serupa bisa menular ke Indonesia.
Lalu apakah pasar otomotif nasional mampu menghadapi serbuan kendaraan listrik Cina?
Pertumbuhan pesat ini tentunya memicu kekhawatiran terkait daya saing industri otomotif lokal.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia mengawasi fenomena ini dengan cermat.
Langkah ini dilakukan untuk menjaga agar industri otomotif Indonesia tidak terkena dampak negatif, alih-alih terus gencar membuka keran investasi, termasuk pabrikan mobil listrik Cina.
Namun, Kemenperin mengaku sudah menyiapkan langkah-langkah guna meminimalisir dampak negatif, sekaligus tetap menjamin keberlanjutan pemain otomotif lokal yang sudah lama eksis.
Pemerintah berharap transisi ke era kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) dapat berlangsung dengan lancar, tanpa mengganggu stabilitas pasar otomotif nasional.
Jangan sampai kasus di Thailand, yang bermula dari kebijakan Pemerintah dalam memberikan karpet merah bagi investor kendaraan listrik.
Justru berpotensi memberikan dampak kontraproduktif terhadap industri yang sudah terbentuk.
Baca Juga: Cina Kuasai Pasar Mobil Listrik Indonesia, Alarm Nih Buat Pabrikan Jepang
Editor | : | Panji Maulana |
KOMENTAR