Otomotifnet.com - Merujuk data BPS (Badan Pusat Statistik), kelas menengah di Indonesia terus melorot.
Di 2024, masyarakat kelas menengah tercatat sebanyak 47,85 juta jiwa, atau 17,13% dari total populasi.
Angka tersebut turun, dibandingkan 2023, kelas menengah tercatat 48,28 juta jiwa (17,44%).
Begitu pula di 2022, jumlah kelas menengah masih di angka 49,51 juta jiwa (18,06%). Lalu di 2021, mencapai 53,83 juta jiwa (19,82%).
Artinya dalam 3 tahun ke belakang, jumlah masyarakat kelas menengah makin terpuruk, bahkan dikabarkan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
Hal ini tentu mengerikan, pasalnya jika daya beli kelas menengah terus melorot, maka bisa berdampak pada amblesnya penjualan industri otomotif.
Seperti diungkap oleh pakar Retail dan Consumer Strategist, Yongky Surya Susilo. Ia mengungkapkan, pelemahan ekonomi juga terjadi secara global.
Namun memang fundamental perekonomian Indonesia rentan terhadap gejolak.
Baca Juga: Alarm Peringatan Menyala, Penjualan Mobil Anjlok, Daya Beli Melemah
“Negara-negara berkembang termasuk Indonesia, kelompok menengah bawah menjadi lebih terpuruk dan menurun dalam hal daya beli,”
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR