Jakarta - Meski belum dikenal luas di Indonesia, nyatanya produsen motor asal India, TVS sudah terlebih dulu bermain di pasar global. Bahkan motor yang diproduksi PT TVS Motor Company Indonesia (TMCI) di Karawang, sukses menembus pasar ekspor di berbagai negara.
Seperti dikemukakan Herry Dragono, Chief Sales Officer, PT TMCI. "Selain pasar domestik, kami juga mengekspor sebagian produksi TVS di Karawang," ungkapnya.
Semakin menggembirakan, menurut Herry respon pasar global terbilang baik. "Kami cukup kewalahan menghadapi pesanan. Saat ini saja, inden ekspor mencapai 6.000 unit dari Afrika Barat. Serta 1.800 unit dari Kolumbia," ungkapnya.
Lebih lanjut, Herry menambahkan jika pasar ekspor yang dirambah produk TVS Indonesia antara lain Afrika Barat, Brazil, Iran, Kolumbia, Myanmar, Laos, Kamboja dan Filipina. "Nantinya kami terus mengembangkan pasar di Asean dan Afrika."
Uniknya, tiap negara memiliki produk favorit masing-masing. "Misalnya Max trail jadi andalan di Afrika Barat karena cocok dengan jalan di sana. Lalu Iran yang sedang gandrung Rockz karena motor bermusik dan charger menjadi fenomena di sana. Serta pasar Brazil yang menggemari Apache karena sosok naked bike macho berkembang di sana," pungkasnya. (motor.otomotifnet.com)
Seperti dikemukakan Herry Dragono, Chief Sales Officer, PT TMCI. "Selain pasar domestik, kami juga mengekspor sebagian produksi TVS di Karawang," ungkapnya.
Semakin menggembirakan, menurut Herry respon pasar global terbilang baik. "Kami cukup kewalahan menghadapi pesanan. Saat ini saja, inden ekspor mencapai 6.000 unit dari Afrika Barat. Serta 1.800 unit dari Kolumbia," ungkapnya.
Lebih lanjut, Herry menambahkan jika pasar ekspor yang dirambah produk TVS Indonesia antara lain Afrika Barat, Brazil, Iran, Kolumbia, Myanmar, Laos, Kamboja dan Filipina. "Nantinya kami terus mengembangkan pasar di Asean dan Afrika."
Uniknya, tiap negara memiliki produk favorit masing-masing. "Misalnya Max trail jadi andalan di Afrika Barat karena cocok dengan jalan di sana. Lalu Iran yang sedang gandrung Rockz karena motor bermusik dan charger menjadi fenomena di sana. Serta pasar Brazil yang menggemari Apache karena sosok naked bike macho berkembang di sana," pungkasnya. (motor.otomotifnet.com)