Jakarta - Di awal kemunculannya beberapa tahun silam, pabrikan motor asal India, TVS terkenal getol mengembangkan motor bebek. Sebut saja Neo, Neo X3i, Rockz hingga Tormax jadi andalannya.
Namun kini, PT TVS Motor Company Indonesia (TMCI) menyatakan tidak akan menghadirkan motor bebek baru untuk tahun depan.
Hal ini disampaikan oleh Herry Dragono, Chief Marketing Officer PT TVS Motor Company Indonesia (TMCI) saat ditemui pada Senin (13/10).
"Tahun depan kami tidak lagi mengeluarkan produk underbone (bebek) baru. Karena dari waktu ke waktu, peminat motor bebek di Indonesia semakin menurun," ungkap Herry.
Dirinya mengatakan, saat ini saja total penjualan TVS di Indonesia sudah dikuasai model matik Dazz yang bermain sendiri.
"Dazz menguasai 65 persen total penjualan TVS. Disusul model sport, baru kemudian tipe bebek. Lima tahun lagi, mungkin hanya tersisa 10 persen. Untuk itu, kami tak lagi kembangkan tipe bebek," urainya.
Toh demikian, TVS di Indonesia tetap menjual dan memproduksi motor bebek, meski skalanya tak sebesar skutik.
"Pabrik di Karawang tetap membuat bebek, karena pasarnya masih ada, terutama untuk ekspor ke negara Asean dan Iran. Di Indonesia juga akan tetap dipilih oleh konsumen di wilayah pegunungan atau pedesaan," pungkasnya.
Namun kini, PT TVS Motor Company Indonesia (TMCI) menyatakan tidak akan menghadirkan motor bebek baru untuk tahun depan.
Hal ini disampaikan oleh Herry Dragono, Chief Marketing Officer PT TVS Motor Company Indonesia (TMCI) saat ditemui pada Senin (13/10).
"Tahun depan kami tidak lagi mengeluarkan produk underbone (bebek) baru. Karena dari waktu ke waktu, peminat motor bebek di Indonesia semakin menurun," ungkap Herry.
Dirinya mengatakan, saat ini saja total penjualan TVS di Indonesia sudah dikuasai model matik Dazz yang bermain sendiri.
"Dazz menguasai 65 persen total penjualan TVS. Disusul model sport, baru kemudian tipe bebek. Lima tahun lagi, mungkin hanya tersisa 10 persen. Untuk itu, kami tak lagi kembangkan tipe bebek," urainya.
Toh demikian, TVS di Indonesia tetap menjual dan memproduksi motor bebek, meski skalanya tak sebesar skutik.
"Pabrik di Karawang tetap membuat bebek, karena pasarnya masih ada, terutama untuk ekspor ke negara Asean dan Iran. Di Indonesia juga akan tetap dipilih oleh konsumen di wilayah pegunungan atau pedesaan," pungkasnya.