Honda CZ-i, Riset Injeksi Sampai Maksi

billy - Sabtu, 8 Juni 2013 | 08:15 WIB

(billy - )


Soal riset motor balap injeksi, Thailand tak mau kalah langkah. Pabrikan AP Honda Thai yang menghentikan produksi motor karburator sejak 3 tahun lalu. Alhasil, untuk kebutuhan balap pun mulai aktif riset sistem injeksi sejak akhir 2011.

Salah satu yang intens riset motor bebek injeksi adalah bengkel NJT Racing yang terletak di Nakniwas Road, Ladprao, pinggiran kota Bangkok. Bengkel ini memang menggarap motor balap Honda karena Anan Jarungkitkul adalah mekanik jebolan divisi balap AP Honda. Dulu pegang NSR150RR dan Nova Dash 125 pacuan Direk Archowong di akhir era 2000.

Tahun lalu, Honda CZ-i 110 (Honda Blade generasi pertama) yang standarnya sudah injeksi, dioprek oleh pria yang akrab dipanggil Cing untuk seri nasional Thailand. Saat itu memakai throttle body CBR150R yang diperkecil venturinya jadi 24 mm dan ECM API Tech generasi kedua, dengan tambahan Multifunction Meter.

Hasilnya cukup menjanjikan karena pembalapnya Vorapong Malahuan bisa berada di urutan depan secara konstan. Tapi, ketika tahun ini ikut Kelas Underbone 115cc Asia Road Racing Championship (ARRC), perlu dilakukan ubahan agar sesuai regulasi.

“Untuk throttle body, setelah membuat beberapa model, saya pilih barrel. Karena punya efisiensi aliran udara bagus. Ketika gas dibuka penuh, tak ada hambatan seperti model butterfly,” kata pria ramah ini.

Katup barrel bekerja mirip keran air, dengan coakan yang ketika diputar maka penampangnya makin besar. Jadi, ketika terbuka penuh, posisi lubang rata dengan diameter venturi throttle body.


Part ini dipadukan dengan TPS (Throttle Position Sensor) bawaan Honda CZ-i 110 dan injektor merek Denso bawaan Honda CBR150R. Dipasang menghadap klep masuk. Uniknya desain sistem injeksi ala bengkel NJT ini masih memakai intake manifold yang menekuk dan bagian moncong throttle body tanpa velocity stack.

“Dari berbagai model yang diuji, paling cocok ya model ini. Bisa dipakai di sirkuit panjang yang ada di beberapa negara Asia. Intake manifold pendek, justru kurang bagus di putaran atas,” kata Cing berbahasa Inggris logat khas Thailand.

Tak kalah uniknya, ECM buatan API Tech Thailand tak memerlukan kabel fisik untuk proses setting alias wireless. Dengan frekuensi 2,4 GHz lewat teknologi Wifi (Wireless Fidelity) Direct. Sehingga Cing tak perlu colok kabel USB dari laptop.proses setting mapping pengapian dan debit bensin bisa dilakukan jarak jauh. (motorplus-online.com) 

DATA MODIFIKASI
Klep : Honda Sonic (27,5 / 23 m)
Per klep : Jepang
Kem : Custom dengan lift 9mm
Kompresi : 12,2:1