Salah Kaprah Memilih Kem Atau Noken As, Jangan Terpatok Angka Durasi

Editor - Senin, 27 April 2015 | 10:59 WIB

Salah Kaprah Memilih Kem Atau Noken As, Jangan Terpatok Angka Durasi (Editor - )

OTO-Aant
Salah Kaprah Memilih Kem Atau Noken As, Jangan Terpatok Angka Durasi

Peranannya sekitar 30%, karena pada mesin N/A (naturally aspirated), jika efisiensi volumetrik besar maka power juga gede, dan salah satunya ditentukan oleh desain kem
Jakarta - Pada mesin pembakaran dalam 4 langkah (4 tak), terjadinya tenaga melalui 4 tahap, yaitu isap, kompresi, usaha dan buang.
 
Nah 4 tahap tadi menyertakan buka tutup klep yang diatur oleh komponen yang bernama kem atau camshaft dan biasa juga disebut noken as.

Makanya jangan heran ketika mengoprek mesin 4 tak, salah satu yang paling berperan adalah ubahan kem.
 
“Peranannya sekitar 30%, karena pada mesin N/A (naturally aspirated), jika efisiensi volumetrik besar maka power juga gede, dan salah satunya ditentukan oleh desain kem,” terang Brahmantio Prayogo, pemilik Sportisi Motorsport.

“Desain atau profil kem sendiri tak bisa berdiri sendiri, harus satu paket dengan data dari stroke, diameter piston, besar klep, sampai karakter mesin yang diinginkan,” imbuh Suhartanto, mekanik balap Astra Honda Motor yang dipercayakan riset bersama tim Kawahara.

Nah menariknya, di pasaran begitu banyak kem aftermarket beredar, dan sayangnya enggak semua menyuguhkan data yang lengkap, untuk memudahkan konsumen mengaplikasi.

“Dan rata-rata data durasi yang dicantumkan, enggak sesuai dengan kenyataannya jika benar di-dial,” wanti Tomy Huang, dari Bintang Racing Team (BRT).
OTO-Aant
Salah Kaprah Memilih Kem Atau Noken As, Jangan Terpatok Angka Durasi

 
Dan sering kali tiap membahas kem yang ditanyakan adalah durasi, ternyata menurut Tomy hal itu kurang tepat.
 
“Durasi itu hanya patokan mekanik saat pemasangan. Yang lebih penting justru profilnya,” terangnya. “Kalau durasi lama tapi profilnya enggak bagus tentu percuma,” imbuhnya.

Masih menurut sarjana Teknik Elektro Universitas Maranata ini, profillah yang paling berperan pada performa.
 
Dan profil ini ditentukan banyak hal, seperti jenis follower (pelatuk) apakah pakai tapet atau roller, sudut klep dan rasio pelatuk.

Dan dengan menggunakan software, profil kem ini bisa disimulasikan untuk mencari efisiensi terbaik.
 
“Untuk balap misalnya, profil efisiensi maksimal 50% karena pasti lift tinggi. Sedang motor harian bisa 52% karena lift lebih rendah,” terang Tomy lagi.

Salah kaprah berikutnya yang sering ditemui adalah penggunaan roller rocker arm pada kem yang aslinya untuk pelatuk jenis tapet, seperti banyak ditemui di Honda Tiger.
 
Karena pakai roller rocker arm ternyata menuntut kem berbentuk lebih membulat, lantaran roller lebih kecil dari tapet yang aslinya merupakan lingkaran besar yang dipotong.
 
Jadi kalau pakai roller, mesti pakai kem yang disesuaikan juga.

Nah mau tahu lebih lengkap tentang kem? Yuk kita ulas dari bagian-bagiannya, istilah dalam kem, alat analisanya dan tips dalam memilih kem .

Mari!