Jakarta - Ingin performa tunggangan optimal hanya dengan busi? Ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan sebelum tebus dan memasang busi pada motor kesayangan. Yakni suhu lingkungan, kapasitas ruang bakar dan perbandingan kompresi tunggangan.
“Lingkungan dengan karakter suhunya panas maupun dingin, akan memberikan radiasi panas ke mesin yang berbeda. Lalu motor dengan piston atau cc besar, akan memberikan panas lebih besar dibanding dengan motor dengan piston atau cc kecil,” papar Yuli Santoso,kepala mekanik Suzuki Dewi Sartika di Jaktim.
Syafrudin, kepala bengkel Clara Motor II juga menambahkan. “Semakin besar perbandingan kompresi ruang bakar akan berdampak lebih panas dibanding mesin berkompresi rendah. Maka dari itu businya mesti disesuaikan agar performa motor lebih optimal,” ujar pebengkel di Kebon Jeruk, Jakbar ini.
Seiring hal tersebut, pabrikan busi memproduksi busi tipe panas dan dingin. Busi panas adalah busi yang memiliki kemampuan susah melepas panas dan sangat mudah menjadi panas dibanding busi standarnya. Busi tipe ini tidak cocok bila bekerja pada temperatur ruang bakar tinggi. Lebih cocok dipakai untuk motor standar (sesuai bawaan pabrik).
Sedangkan busi dingin adalah busi yang mudah melepaskan panas dan mudah menjadi dingin. Busi tipe ini tidak tepat bila bekerja pada temperatur ruang bakar yang rendah. Lebih cocok dipakai untuk motor khusus buat balap (bore-up).
“Efek bila aplikasi busi yang tidak sesuai anjuran pabrik adalah saat start awal mesin susah hidup dan tenaga awalnya kurang bagus dikarenakan pembakarannya menjadi kurang sempurna,” wanti Yuli.
Denso U22FSU9
U : Diameter ulir busi (U: 10mm, X: 12mm, W: 14mm)
22 : Tingkat panas busi (semakin kecil angkanya;20, 19 disebut busi panas. Semakin besar; 24, 26 disebut busi dingin)
F : Panjang ulir busi (E: 19mm, F: 12,7mm , L: 11,2mm)
S : Tipe rancangan busi(hanya pabrikan yang tahu kode ini)
U : Bentuk elektroda samping “U”
9 : Celah inti tengah elektroda (9: celah busi 0,9mm , 10: celahbusi 1mm)
NGK CPR7HS9
C : Diameter ulir busi (B: 14mm, C: 10mm, D: 12mm)
P : Tipe rancangan busi (hanya pabrikan yg tahu kode ini)
R : Busi dengan resistor di dalamnya
7 : Tingkat panas busi (semakin kecil angkanya; 6, 5, 4 disebut busipanas. Semakin besar; 8, 9 disebut busi dingin)
H : Panjang ulir busi (H: 12,7mm , E: 19mm, L: 11,2mm)
S : Tipe elektroda tengah (IX: inti elektroda dari bahan iridium,G: tipe busi racing ,
P: inti tengah berbahan platinum, S: inti tengah tembaga)
9 : Celah inti elektroda busi (9: celah busi 0,9mm , 10: celah busi1mm)