Mungkin, sekarang-sekarang ini sobat kerap kali dengar bahasa ceramic, DiASil dan nikasil. Ya, bahan yang kerap kali diaplikasi di silinder blok.
Dimulai dari DiASil Cylinder dulu ya. Istilah ini diperkenalkan Yamaha. Dimulai dari Yamaha Jupiter MX 135LC sejak tahun 2005. Hingga kini, DiASil banyak diaplikasi juga buat varian Yamaha lainnya. Tujuan penggunaan bahan ini, untuk mengejar proses pendinginan yang baik dan friksi yang minim.
“DiASil cylinder memiliki dynamic lubrication. Sebenarnya, teknologi ini sudah diaplikasi di mobil-mobil mewah. Misalnya, Lexus,” ungkap M. Abidin, GM Service & Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
DiASil (Die casting Aluminium Silicon) merupakan linner paduan dari aluminium dengan silikon. Lewat part ini, silikon akan menjaga clearance antara piston dengan linner agar tetap sama. Baik itu dalam suhu mesin dingin dan panas.
“Silicon akan bergerak maju untuk pertahankan clearance. Sehingga, piston clearance tetap stabil,” tambah Abidin.
Keuntungan lain, juga soal bobot. Jika dibandingkan dimensi sama, maka bobot linner DiASil bisa 35 persen lebih ringan.
Selain itu, juga sesuai bahan. Maksudnya, aluminium mampu melepas panas lebih cepat. So, pelepasan panas yang terjadi sekitar 280% lebih cepat ketimbang linner logam. Karena tak seperti silinder blok biasa, linner DiASil memiliki kesatuan dengan blok.
Lanjut ke nikasil. Nikasil singkatan dari nikel Silicon Carbide. Adalah keramik sangat keras (jauh lebih keras dari baja) yang dapat larut dalam nikel. Dapat dilapisi ke lubang silinder aluminium.