Kota-Kota Besar di Vietnam Bakal Bebas Sepeda Motor!

Dimas Pradopo - Senin, 23 Desember 2013 | 14:52 WIB

(Dimas Pradopo - )


Vietnam – Selain Indonesia dan Thailand, Vietnam juga dikenal sebagai konsumen sepeda motor besar di kawasan ASEAN. Namun dampak lainnya, angka kecelakaan akibat sepeda motor cukup besar.

Komite Lalu Lintas dan Keselamatan Nasional (NTSC) di sana mencatat tiap hari 26 orang meninggal dan 81 lain terluka. Alhasil, tercetuslah ide pelarangan penggunaan sepeda motor di kota besar Vietnam seperti Hanoi dan Ho Chi Minh.

Hal ini disampaikan oleh Deputy Prime Minister Vietnam, Nguyen Xuan Phuc yang menyatakan jika di kota besar, seperti Hanoi dan Ho Chi Minh sudah seharusnya transportasi publik ditata dengan baik dan jumlah kendaraan pribadi dibatasi.

Phuc mengatakan jika pengaturan lalu lintas untuk perjalanan yang aman sangatlah sulit. “Harus ada peraturan yang detail dan menggebrak sebagai sebuah solusi. Salah satunya adalah melarang sepeda motor di kota besar.”

Tentunya peraturan yang terbilang ekstrim tersebut juga mendapat tentangan. Diantaranya dari NTSC Deputy Chairman, Nguyen Hoang Hiep, yang mengatakan pelarangan tersebut mustahil dilakukan. “Karena Vietnam merupakan negara dengan ekonomi berkembang yang masih memiliki sederet kekurangan di bidang transportasi massal.”

Dirinya menambahkan jika kesiapan transportasi massal yang memadai di Vietnam baru hadir pada tahun 2020-2025. Setelah infrastruktur tertata, barulah peraturan pelarangan sepeda motor bisa terwujud.

Sebenarnya, NTSC telah menjadwalkan pelarangan tersebut sejak 2 tahun lalu pada Menteri Perhubungan Vietnam, agar dapat mempersiapkan infrastruktur memadai d sektor angkutan umum. Namun, rencana tersebut belum berjalan dengan baik dan aturan pelarangan pun gagal.

Meski masih terjadi tarik ulur, namun peraturan pelarangan sepeda motor sudah mendapat respon positif di masyarakat. Dari sebuah survey yang melibatkan 27.000 responden, 54 persen menyatakan peraturan ini harus disahkan secepatnya, tanpa syarat apapun. Sementara 31 persen lainnya setuju, asalkan transportasi massal memadai dan 14 persen responden tidak setuju.

Tanggapan netral hadir dari Mantan Menteri Perhubungan Ho Nghia Dung yang mengatakan jika sepeda motor masih sangat dibutuhkan di Vietnam. “Alat itu masih berkontribusi dalam pembangunan sosial dan dapat memecahkan masalah transportasi di beberapa wilayah terpencil. Namun pertumbuhan jumlah sepeda motor yang agresif dapat menimbulkan lebih banyak kecelakaan dan kemacetan,” pungkasnya.

Sebagai catatan, saat ini di Vietnam terdapat lebih dari 37 juta sepeda motor, atau jauh lebih banyak ketimbang mobil yang hanya berpopulasi 1,6 juta unit. Sayangnya, kesadaran berkendara di Vietnam masih jauh dari aspek safety. Paling terlihat dari banyaknya pengendara tanpa helm di jalan raya. (motor.otomotifnet.com)