Melihat kondisi tersebut, imbas kenaikan harga bahan bakar non subsidi memang hanya sementara sembari menunggu konsumen beradaptasi, namun tetap saja membuat konsumen, khususnya pengguna mobil menjadi lebih sensitif.
Direktur Marketing dan Aftersales Service Honda prospect Motor, Jonfis Fandy pun sampai ikut berkomentar. Menurutnya, dalam konsisi seperti ini banyaknya pilihan mobil irit bahan bakar jauh lebih baik bagi konsumen.
"Ya dengar kenaikan BBM, konsumen tentunya akan semakin jeli dalam memilih kendaraan terutama mennyangkut pemakaian bahan bakar. Menjadi sensitif karena jumlahnya kelihatan kecil kalau perliter, tapi akan menjadi angka puluhan juta rupiah jika dipakai selama tahunan," komentar Jonfis.
Karenanya, mobil yang irit bahan bakar menjadi solusi wajib, dan tugas pabrikan lah untuk menawarkan mobil yang irit bahan bakar. Nggak hanya citycar, yang bermodal mesin kecil yang sudah pasti relatif irit, tapi juga mobil berjenis lain sesuai kebutuhan konsumen. (mobil.otomotifnet.com)