Jakarta - Harun cukup lama memimpikan besutan retro coupe yang kencang. Akhirnya, niatnya kesampaian melalui Toyota Levin alias AE86 dalam kondisi apik. “Bahan mobilnya masih bagus, jadi bangunnya enak,” jelas Acong, panggilan akrab Harun.
Mobil memang butuh restorasi, maklum namanya juga coupe berusia 30 tahun, bisa dibayangkan daftar pengerjaan yang harus diselesaikan. Untunglah Harun mengajak Dimas Anantya dari Mas O Menos bodyworks untuk penggarapan bodi dan reinforcement sasis. Lho kok, pakai di-reinforce segala?
Mesin Toyota 3S-GTE direct fire berkapasitas 2.000 cc dengan turbocharger
Sasis diperkuat
Ternyata, Harun masih keukeuh dengan konsep coupe retro kencang tadi. Makanya mesin dengan embel-embel turbo sudah disiapkan. Apalagi kalau bukan mesin legendaris Toyota 3S-GTE ‘direct fire’ berkapasitas 2.000 cc.
Bisa dibayangkan bila sasis tidak diperkuat. Bisa melintir saat mesin meraung dengan boost besar mengalir ke kepala silinder. Harun tak mau sampai kejadian, sehingga semua titik sambungan diperkuat.
Bagasi hanya terisi kotak alumunium untuk menempatkan aki
Bahkan satu set roll cage asli buatan Cusco ikut ditanam ke dalam kabin penumpang. “Biar gampang kalau mau ikut balap,” kekeh Harun.
Kelar mendandani bodi dan sasis, mulailah dengan menganalisa pemasangan mesin 2.000 cc yang sudah dilengkapi turbocharger. Seperangkat piping custom pun ikut dibuat lengkap dengan turbo intercooler besar, yang diletakkan persis di balik bumper depan.
Pelek beda
Kalau dari depan terlihat sumpek, karena persis di sebelah turbo intercooler terdapat radiator aluminium tebal 4-ply. Ini dimaksudkan agar mesin tetap adem walau diajak macet-macetan.
Sayap belakang yang lebar seperti besutan drift. Jok Recaro sepasang menguatkan kesan sport
Mesin sudah kencang, roll cage terpasang rapi dan sepasang bucket seat Recaro juga sudah terpasang. Rasanya sayang kalau kaki-kaki enggak sekalian dibenahi.
Makanya Harun ogah tanggung-tanggung. Sekalian saja pasang coilover shock keluaran HKS pada ke empat roda. Posisi pelek Work Equip 15 inci, disetel sedemikian rupa agar bisa duduk manis dengan bibir sepatbor.
Ukuran pelek depan dan belakang beda agar tidak ngesrot
“Maunya ceper tetapi enggak ngesrot saat nikung,” bisik Acong. Itu pula sebabnya pelek depan dan belakang memiliki lebar dan offset berbeda. Depan memiliki dimensi lebar 8 inci dengan offset -12 sementara belakang selebar 9 inci dengan offset -6.
Makin kelihatan racing look setelah sebuah boks aluminium dengan tempelan stiker berada di dalam bagasi. Ternyata, di dalamnya terdapat sebuah aki untuk menghidupkan mesin. (Mobil.Otomotifnet.com)