Namun sekarang sudah lain cerita, setelah pengusaha sebuah rumah sakit di kota Karawang, Jawa Barat ini berhasil mewujudkan cita-citanya secara total.
Setelah sukses meraih waktu tercepat di lintasan drag race 402 meter dengan Nissan GTR R35 'The Tiger' yang masih terus dioprek, Pak Haji, sebutan akrabnya, kini menjajal kedahsyatan Porsche Panamera Turbo keluaran 2010.
“Sudah lama sekali saya mengincar mobil ini, hingga menunggu hampir setahun lamanya,” ujar Pak Haji. Yup, sport car ini memang layak ditunggu bagi speedgoers karena Porsche hanya membuatnya secara limited.
Batch atau produksi pertama varian Panamera Turbo yang keluar pada 2010, hanya dibuat 144 unit di seluruh dunia dan di Indonesia masuk 2 unit, warna putih dan hitam yang sekarang ada di Karawang.
Di atas kertas, Panamera Turbo yang bermesin 4.800 cc dengan konfigurasi V8 twin turbo ini mampu menyembur 550 dk. Namun, spesifikasi asli pabrik ini belum membuatnya puas.
“Mobil ini nantinya untuk anak saya, Yoga Hermawan, drag race 402 meter,” paparnya. Makanya Verly dari rumah modifikasi Veory Power di Bandung Timur, diajak urun rembuk.
Mempersiapkan mesin yang sudah terlahir kencang ini memang tidak mudah. Apalagi, parts pendukung tak seperti Mercedes-Benz atau BMW yang lebih membumi. Verly harus melalui proses trial and error, demi mendapatkan komponen high-performance untuk Porsche bermesin depan ini.
“Beberapa internal engine parts untungnya bisa ketemu setelah browsing ke Cosworth seperti piston kit, setang piston, metal jalan dan duduk, paking set hingga per klep dan klep,” jelas Verly.
Sisanya seperti piping turbo, turbo intercooler hingga camshaft diracik sendiri sesuai kebutuhan. Termasuk engine balancing dan korter dilakukan dengan presisi tinggi agar mesin tak getar di putaran tinggi.
Pekerjaan yang tergolong gampang-gampang susah, mengingat mesin Porsche mengusung blok dan kepala silinder full aluminium. “Meleset sedikit saja langsung apkir,” bisik Verly.
“Pilihan turbo jatuh ke Garret GT30 yang berdimensi lebih besar sedikit, tetapi memiliki boost lebih cepat mulai dari putaran bawah dan menengah,” ujar Verly mantap.
Ini dibuktikan saat mesin selesai digarap dan perangkat ECU bawaan pabrik sudah dimanipulasi dengan piggyback custom dari Veory Power.
“ECU standar sebelumnya sudah di-flash ulang dengan map custom versi pabrikan, tetapi belum memenuhi spesifikasi yang sekarang,” jelas Pak Haji.
Setelah mengadopsi turbo GT30 dan piggyback, Verly sanggup bermain hingga 2 bar untuk konfigurasi mesin yang sudah full Cosworth ini. “Saat dyno test pakai Dynapack chassis dynamometer dan open boost pada 1,8 Bar berhasil tembus 936 dk on wheel,” bisiknya kalem.
Inilah yang dikhawatirkan Pak Haji bila Yoga yang membesut mobil senilai Rp 5,5 milyar ini. “Dia baru pertama kali pakai Panamera saat masih standar dengan elapsed time 12 detik di sentul beberapa waktu lalu, jadi jangan langsung dibuka full,” papar pria yang juga gemar modifikasi motor besar ini.
Mengantisipasi power yang sudah mendekati 1.000 dk, Pak Haji tak mau bercanda. Seperangkat rem bermaterial keramik alias PCCB (Porsche Composite Ceramic Brake) disematkan pada keempat roda.
Pelek BBS berdiameter 20 inci yang sekarang menghuni keempat sepatbor, dijamin berhenti berputar pada kecepatan tinggi sekalipun. “Namanya juga buat anak, jangan coba-coba,” ujar Pak Haji menirukan dialog sebuah iklan minyak gosok. (mobil.otomotifnet.com)