Volvo 850 Jajal Mobil Bermesin Standar

billy - Selasa, 19 Juni 2012 | 09:08 WIB

(billy - )

 
JAKARTA - Sewaktu Edwayne ada niatan ikut balap touring, di benaknya tak pernah terbayang sebuah besutan buatan Swedia yang diisi roll bar dan bucket seat. Malah sudah beberapa tahun ini rajin ikut di kelas retro dengan Mistubishi Lancer SL 1984.

Tak ayal, Edwayne dicemberuti hampir seluruh members Volvo Independent Club (VIC) tempatnya bernaung. “Teman-teman pada ngedumel karena saya sebagai anak klub Volvo malah balap pakai Lancer,” kelakarnya.

Pucuk dicinta ulam tiba, balap touring ISOM akhirnya membuka kelas European Touring Car Championship. Memang baru bergulir 2 event, tetapi Edwayne baru mulai di seri 2 kemarin.

Bukan tanpa alasan Edwayne baru ikutan di seri-2. “Mobil sebenarnya belum jadi tetapi nekat saja balap dengan mesin standar,” ungkap pria berdomisili di Cibubur, Jaktim ini.

Mesin 5 silinder 2.500 cc yang versi balap belum kelar digarap karena racing parts dari Swedia belum berdatangan ke Tanah Air. “Mesin lagi bikin di M-Tuning,” jelasnya.

Makanya kemarin turun balap pakai mesin full standar yang dimodali pengapian dan header saja. Belum terbilang sukses mendulang point, tetapi paling tidak sudah eksis sebagai Volvo dream car BT90s lovers.

Balap dengan modifikasi mesin terbilang sederhana ini, sebenarnya untuk menjajaki mobil berdimensi besar dengan tarikan roda depan khas Volvo. “Buat menikung sudah lumayan enak padahal racikan kit suspensi buatan Intrax terbilang seadanya,” jelas Edwayne lagi.

Kendala lain saat balap yang dirasakan selama 10 lap adalah final gear yang masih terlalu berat alias perbandingan rasio kecil. Maklum sejatinya Volvo 850 terlahir dengan transmisi matik.

Sehingga saat Edwayne merombaknya pakai transmisi manual dari tipe S70, final gear ratio jadi enggak matching. Setiap giginya jadi terlalu panjang. Untung saja, sistem pengapian dan exhaust sudah sempat dibenahi sehingga akselerasi menjadi lebih baik.

Meski keluar tikungan masih terasa lambat, pencapaian rpm maksimal tak terkendala karena putaran mesin yang mudah diajak teriak. Pengapian bermodal kabel busi dan koil MSD asal Amrik, sementara header set lokal berkonfigurasi 5-1 untuk pencapaian torsi maksimal.

Penyebab lain akselerasi kalah jauh dengan rivalnya lantaran berat bodi keseluruhan belum dipangkas alias masih standar pabrik tulen. Bisa dibayangkan bobot Volvo 850 yang mencapai hampir 1,5 ton ini paling baru terambil 200 kg.

Itu juga sebatas melepas jok depan dan belakang, door trim dan karpet dasar. Selebihnya masih standar pabrik yang sejak dulu memang terkenal dengan fitur pengaman bodi dan sasis untuk safety.

Padahal musuh-musuhnya sudah melakukan weight reduction dengan bodi fiberglass. “Nanti deh di seri ke-3 bobot mobil saya jamin lebih ringan,” janjinya.

 Meski begitu, beberapa komponen pendukung balap yang sudah menjadi kewajiban seperti bucket seat Sparco, seat belt 4 point Takata dan roll bar seamless 5 inci terpasang rapi di kabin penumpang.

Tak lupa pernik dan pengaman tambahan seperti tabung pemadam kebakaran, wired engine cut-off hingga panel instrumen custom dan tachometer Autometer tertata rapi sebagai andalan saat balap.

Next time better, Bro!  (mobil.otomotifnet.com)