Kelas favorit tadi juga dimanfaatkan Maslim Djanuanto, untuk membuktikan kepiawaiannya dalam men-setting sistem audio mobil terbaik di kelasnya. Meski begitu, instalatur profesional yang juga desainer produk Vox Research ini, tak lantas merasa di atas angin.
"Sebab baru kali ini lagi turun kontes pakai nama sendiri. Artinya tekanan yang dihadapi sangat berbeda, terutama untuk kemajuan saya pribadi sebagai seorang instalatur," ungkap instalatur Basis Audio di Meruya, Jakbar ini.
Bermodal Nissan Grand Livina XV miliknya serta keahlian meramu setting-an, Maslim mengkombinasi peranti pendukung utama (MS-8) dengan produk bikinannya.
Instalasi untuk kabin depan mengandalkan sistem 3-way, pakai speaker Vox AMT-3 dengan boks midbass model kick panel. Salah satu kelebihan memakai desain placement seperti ini, menurut Maslim, dapat mengurangi efek getaran dari pelat dudukannya. Mengingat panel pintu mudah sekali bergetar, meski sudah dilapisi peredam.
Sound yang dihasilkannya pun terdengar lebih mantap di kuping. Saat dilakukan tes dengar, suara gebukan dari snare drum terasa mengentak cukup kuat. Sampai-sampai getarannya terasa di trim pintu, kala volume di-boost mulai level 30 ke atas.
Komposisi suara vokal dan instrumen pendukungnya juga tertata rapi di atas dasbor. Pun begitu dengan layer (lapisan) nada yang dihasilkan, membuat imajinasi suara mudah tercipta di benak pendengarnya.
Bagaimana penilaian para juri? Andy Wehmeyer, juri SQ dari JBL Amrik, memberi catatan khusus buat Maslim. Yaitu tonal accuracy yang dianggap sangat bagus, termasuk sound imaging terutama untuk efek drum heats-nya.
Lantas bagaimana dengan Fajar? Juri SQ asal kota Bandung, Jabar ini mengakui kalau keseluruhan poin penilaian hampir terdengar sempurna di telinga.
Pantas saja kedua juri tadi mendaulat Maslim sebagai jawara di kelas SQ 30 juta. (mobil.otomotifnet.com)