Pikap Kabin Ganda Yang Galak di Putaran Mesin Bawah dan Menengah

Rabu, 12 Februari 2014 | 15:03 WIB


Jakarta - Isuzu sangat identik dengan mesin diesel. Inovasi pun dilakukan melalui penampilan model terbaru All New D-Max double cabin. Meski terlambat meluncurkan kabin ganda dibandingkan kompetitor, mereka tidak pusing lantaran persaingan di segmen ini tak segemuk di kelas mobil penumpang.  

Tampilan pikap kabin ganda D-Max sangat sederhana ketimbang All New D-Max Rodeo yang terlihat lebih mewah. Pasalnya, kendaraan ini lebih cocok untuk pertambangan dan perkebunan. Selain itu, dengan dimensi yang besar, tinggi dan panjang ini jelas akan menyulitkan ketika berada di perkotaan.

Bentuk depan yang kotak dan minimalis tanpa adanya lampu kabut, pas untuk ‘bekerja' di medan berat. Kendati tampilan eksterior sederhana, bukan berarti ‘senjatanya' juga sederhana. 

Mesin justru lebih besar dibanding pesaingnya. D-cab yang memiliki kapasitas tangki bahan bakar 76 liter ini dipersenjatai mesin berkode 4JK1-TC berkapasitas 2.500 cc, memiliki teknologi common-rail ditambah turbo. Kemudian, pengaturan pengiriman bahan bakar secara elektronik.

Tenaganya memang tak bisa dibilang fantastis. Sebab, untuk mencapai kecepatan 100 km/jam dibutuhkan waktu 19,5 detik. Ini dihasilkan dari mesin dengan tenaga maksimum 109 dk/3.400 rpm. Ketika berakselerasi, tarikan saat putaran mesin rendah dan menengah lebih mumpuni dibanding putaran atas yang terasa mengambang.

Senjata lainnya, perangkat 4WD. Perpindahannya bisa dilakukan sambil jalan. Tapi, hanya untuk memindahkan dari 2H ke 4H saja. Jika ingin ke 4L, tentu harus berhenti terlebih dahulu. Tekan ke bawah dan putar ke kanan. Fitur ini akan sangat berguna saat merambah di jalur medan tanah yang tergolong berat. Sayang, dalam keadaan standar ban berukuran 16 inci hanya memiliki profil H/T (High Terrain) saja.

Urusan bantingan suspensi, sama seperti d-cab lainnya. Pada bagian depan akan mengayun sempurna namun pada belakang akan terasa keras. Sebab bobot bagian depan tergolong berat karena ada mesin, sementara belakang hanya kosong.

Dengan tampang relatif biasa saja dan fitur yang lebih andal di medan tanah. Terlihat kalau mobil dengan harga Rp 322,5 juta (on the road) ini memang bukan untuk perkotaan. (Mobil.Otomotifnet.com)