Test Drive Mazda CX-5 Touring, Akrabi SUV Penjelajah Kota
Jakarta – Sebagai SUV terkecil dikeluarga Mazda CX, sosok CX-5 cukup user friendly dikemudikan di Jakarta dengan jalanan berkarakter stop and go dengan banyak titik kemacetan. Hal inilah yang dirasakan Otomotifnet.com kala mengujinya pada pekan ini.
Tenaga yang lembut keluar saat posisi gigi D pada transmisi Skyactiv Drive otomatisnya, membuat handling CX-5 terbilang baik kala macet.
Sayangnya, saat dibawa ngebut Skyactiv-G bervolume 2.000 cc berdaya 155 dk sedikit lelet jika kita tanggung membejek pedal gasnya. Tenaga baru terisi saat putaran diatas 3000 rpm. Untunglah, transmisi tersebut juga dibekali mode triptronic. Sehingga sensasi berkendara responsif lebih dapat dirasa.
Tak hanya merasakan sensasi tenaga mesin, kami pun menguji akomodasi kabin. Tata suara kabin terbilang mewah dengan kawalan speaker dari Bose. Ada pula fitur AC dual zone yang dapat mengatur suhu di bagian penumpang dan pengemudi. Serta lapisan kulit berkelir hitam pada kabin.
Semakin nyaman, setelan duduk pada bangku pengemudi dapat diatur secara elektrik, sementara bagian penumpang depan cukup model manual. Asiknya, kedua bangku depan memiliki sistem penghangat yang dapat diandalkan kala berkemudi di pegunungan, atau sekedar mengurangi pegal kala macet.
Fitur sunroof juga tak bisa maksimal dipakai di ibukota. Dengan suhu cuaca yang panas, serta polusi udara nan pekat, fitur ini cukup mubazir kala dipakai di dalam kota. Namun saat berkendara di daerah pegunungan, lain lagi ceritanya.
Kelemahan lain dari CX-5 Touring ada pada sektor kaki-kaki. Meski terlihat stylish, pelek 19 inci membuat radius putar dan keheningan kabin terganggu. Apalagi karakter suspensi CX-5 terbilang keras kala menghajar jalan jelek.
Toh demikian, bagi anda yang menginginkan SUV dalam kota dengan fitur dan desain mewah mobil seharga Rp 410 juta ini patut dilirik. Dan di pasar Indonesia, CX-5 bertarung dengan banyak pesaing. Antara lain, Honda CR-V, Nissan X-Trail, Hyundai Tucson, Suzuki Grand Vitara, Kia Sportage dan yang terbaru, Mitsubishi Outlander Sport. (mobil.otomotifnet.com)
Tenaga yang lembut keluar saat posisi gigi D pada transmisi Skyactiv Drive otomatisnya, membuat handling CX-5 terbilang baik kala macet.
Sayangnya, saat dibawa ngebut Skyactiv-G bervolume 2.000 cc berdaya 155 dk sedikit lelet jika kita tanggung membejek pedal gasnya. Tenaga baru terisi saat putaran diatas 3000 rpm. Untunglah, transmisi tersebut juga dibekali mode triptronic. Sehingga sensasi berkendara responsif lebih dapat dirasa.
Tak hanya merasakan sensasi tenaga mesin, kami pun menguji akomodasi kabin. Tata suara kabin terbilang mewah dengan kawalan speaker dari Bose. Ada pula fitur AC dual zone yang dapat mengatur suhu di bagian penumpang dan pengemudi. Serta lapisan kulit berkelir hitam pada kabin.
Test Drive Mazda CX-5 Touring, Akrabi SUV Penjelajah Kota
Fitur sunroof juga tak bisa maksimal dipakai di ibukota. Dengan suhu cuaca yang panas, serta polusi udara nan pekat, fitur ini cukup mubazir kala dipakai di dalam kota. Namun saat berkendara di daerah pegunungan, lain lagi ceritanya.
Kelemahan lain dari CX-5 Touring ada pada sektor kaki-kaki. Meski terlihat stylish, pelek 19 inci membuat radius putar dan keheningan kabin terganggu. Apalagi karakter suspensi CX-5 terbilang keras kala menghajar jalan jelek.
Toh demikian, bagi anda yang menginginkan SUV dalam kota dengan fitur dan desain mewah mobil seharga Rp 410 juta ini patut dilirik. Dan di pasar Indonesia, CX-5 bertarung dengan banyak pesaing. Antara lain, Honda CR-V, Nissan X-Trail, Hyundai Tucson, Suzuki Grand Vitara, Kia Sportage dan yang terbaru, Mitsubishi Outlander Sport. (mobil.otomotifnet.com)