Otonetters Jajal New KIA Picanto Susuri Kota Jakarta
Tim OMR4 yang melakukan test drive |
OTOMOTIFNET - Sepekan setelah test drive Suzuki Karimun Estilo dan Suzuki Splash, Otonetters kembali bikin acara serupa dengan menjajal city car keluaran Korea, New KIA Picanto. Jika mobil sebelumnya bertransmisi manual, yang ditest saat ini transmisi matic. Makanya, konsep test drive cukup dalam kota.
Masih seperti test mobil sebelumnya, sesi ini banyak diikuti teman-teman Otonetters yang tergabung dalam komunitas Otonetters Mania Roda Empat (OMR-4). Karena mobil berkapasitas 1.086cc hanya ditest dalam kota, maka uji performa seperti top speed atau tenaga maksimal, tidak bisa dilakukan. Namun para tester tetap bisa melaporkan kenyamanan handling dan performa setelah menjajal city car dari Korea ini.
Otonetters Jajal New KIA Picanto Susuri Kota Jakarta
|
Performa
Berbicara tentang performa, pendapat setiap orang pasti berbeda-beda. Namun klaim pabrikan yang mengatakan bahwa mobil ini bisa mencapai torsi maksimal 96 Nm pada 2.800rpm, memang cukup terbukti.
“Tarikan pertamanya cukup menggigit untuk tipe matic, sayangnya untuk kapasitas cc seperti ini seharusnya masih bisa lebih besar lagi,” papar Habibie_u2 member OMR4 yang juga ikut serta merasakan sensasi New KIA Picanto. Senada dengan Habibie_u2, Arseen_Lupin juga merasakan hal yang sama.
“Untuk akselerasi lumayanlah untuk city car sekelas Picanto yang bertransmisi matic. Walaupun bawahnya agak lambat tapi begitu menyentuh angka 2.500 rpm sudah lumayan resposif. Sementara untuk perpindahan transmisi, rasanya sangat halus. Apakah itu melalui mode D, maupun dengan cara semi manual dengan memindahkan tuas transmisi, 1, 2 dan 3 lalu ke D,” jelas Arseen_Lupin.
Otonetters Jajal New KIA Picanto Susuri Kota Jakarta
|
Sementara untuk handling, Arseen menjelaskan bahwa handling lumayan responsif walaupun belum dilengkapi dengan EPS (Electric Power Steering), namun ketika diajak menikung kencang, sanggup di layaninya. Tetapi bila kecepatan sudah diatas 70 km/jam, Arseen merasakan gejala agak limbung, dikarenakan belom adanya unit EPS tersebut.
Lain lagi dengan Cavalera yang sempat menguji performa di halaman belakang Gd Gramedia Majalah. Performa mobil ini dirasakan cukup menggigit pada bagian bawah, kendati saat membejek pedal gas dalam-dalam terasa ada jeda, namun performanya patut diacungi jempol. Mobil ini mampu diajak untuk bermanuver ekstrim ke kiri dan ke kanan, tanpa mengurangi kenyamanan pengendara. Gejala limbung baru terasa pada kecepatan diatas 120 km per jam.
Kaki-kaki
Berbicara tentang mobil perkotaan, bagian kaki-kaki seperti suspensi, biasanya memang diaplikasikan tipe medium. Dan di New KIA Picanto terdapat dua tipe berbeda dengan tipe medium. Yaitu McPherson strut dengan stabilizer pada bagian depan dan Coupled Torsion Beam axle pada bagian belakang.
“Suspensi lumayan keras, bila melalui jalan keriting, bumpy sampai berlubang yang membuat penumpang di belakang merasakan bantingan yang agak keras. Tapi rasanya cukup mumpuni kalau hanya penggunaan di dalam kota, yang notabene jalanannya sudah beraspal dan beton,” beber Arseen lagi.
Apa yang dirasakan oleh Arseen ternyata juga di rasakan oleh Habibie dan Ical_Brown yang sempat duduk dibagian belakang. “Sokbrekernya lumayan oke, walaupun rada keras dikit,” kilah Habibie. “Saat menghajar polisi tidur, suspensinya terasa keras dan kurang nyaman,” imbuh IcalBrown.
Sistem Pengereman
Kendati mobil ini dirasakan masih kurang agresif jika berbicara tentang performa, namun pada sistem safety seperti pengereman cukup pakem. “Pengereman pada KIA Picanto cukup mumpuni bila diajak ngebut. Terasa mencengkram aspal bila kita hanya mencolek pedalnya sedikit saja. Namun sayangnya untuk rem tangan kurang menggigit, mungkin karena masih setting nya kurang bagus,” papar Arseen lagi.
“Kalau yang saya rasakan rem tangannya kurang pakem, malah tidak pakem. Sepertinya setelannya saja yang tidak tepat. Makanya saya cukup yakin rem tangannya bakal pakem kalau memang disetel sesuai dengan yang seharusnya,” ungkap Habibie.
Otonetters Jajal New KIA Picanto Susuri Kota Jakarta
|
Interior dan Panel Speedometer
Salah satu bagian yang diakui paling menarik pada New KIA Picanto adalah bagian interiornya yang cukup mewah. Kendati IcalBrown salah satu penumpang yang memiliki tinggi badan 184cm dan duduk di jok belakang, pun merasakan kabin yang cukup memadai.
“Lumayan nyaman, dengan tinggi badan saya 184cm. Walaupun kaki terasa ngepas dengan jok depan,” ujar IcalBrown.
“Bagian interior city car ini cukup mewah, dengan tampilan indikator berwarna orange yang membuat mata pengemudi tidak cepat lelah bila dalam perjalanan pada malam hari, ruang kompartemen cukup leluasa dan ruang bagasi juga cukup luas,” jelas Arseen.
Dan seperti halnya Arseen, Habibie juga memuji tampilan speedometer yang cukup terang dan jelas. “Ini sangat membantu kalau melakukan perjalanan malam.”
Bukan hanya itu Super63 yang juga sempat menjajal mobil ini juga takjub melihat kompartemen di dashboard bagian tengah. Super63 malah baru menyadari bahwa panelnya sedikit miring ke arah pengemudi, untuk memudahkan pengemudi menjangkau piranti ini.
“Panel dashboardnya menghadap ke pengemudi ya? Ya saya rasa ini cukup membantu bagi pengemudi yang ingin mengoperasikan piranti audio atau menyetel tingkat pendinginan pada mobil,” papar Super63.
Otonetters Jajal New KIA Picanto Susuri Kota Jakarta
Arsee_Lupin (kiri) dan Super63 (kanan) |
Dan ada satu hal lagi yang membuat New KIA Picanto juga cukup nyaman bagi semua pengemudi, karena kemudinya memiliki sistem tilt steering. Jadi berapa pun tinggi badan pengemudi, tidak akan menjadi masalah, karena setir bisa disetel tingkat ketinggiannya. Dan ini tidak terdapat pada dua dua mobil Suzuki yag dites pekan dua pekan lalu.
Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan New KIA Picanto :
Kelebihan :
- Tenaga responsif pada putaran bawah
- Perpindahan transmisi cukup halus
- Kabin terasa lapang
- Panel speedometer lebih mudah dibaca
- Kompartemen lebih mudah dijangkau
- Memiliki tilt steering
Kekurangan :
- Suspensi cukup keras
- Tidak memiliki EPS (Electronic Power Steering)
- Tenaga kurang menghentak pada putaran 3.000 – 4.000 RPM
Penulis : Uda
Foto : Uda/Popo