Bisa Gelap Sendiri, Kenali Fungsi Electrochromatic Mirror

Selasa, 21 Juli 2015 | 15:47 WIB


Jakarta - Bagi pengemudi yang sering keluar malam, pasti sudah tidak asing lagi nih kejadian seperti tiba-tiba mengalami kesilauan dari kaca spion tengah. 

Hal ini biasanya diatasi dengan mengatur sudut spion tersebut agar tidak terkena pancaran lampu berlebihan lagi. Namun pada mobil canggih, ternyata tidak perlu melakukan hal tersebut untuk menghindari kesilauan.

Coba perhatikan pada mobil-mobil dengan teknologi canggih, misalnya Mazda CX-5, Honda Accord dan Toyota Camry. Pada spion tengah, terdapat suatu tombol yang mematikan indikator lampu disebelahnya ketika ditekan. Nah, ternyata itu adalah switch untuk mengaktif/non-aktifkan electrochromatic mirror. Wah, apa tuh?

Electrochromatic mirror atau yang biasa disingkat ECM, merupakan spion tengah yang sudah menggunakan material kaca yang dapat berubah warna ketika mendeteksi cahaya dalam level tertentu. ECM biasa dikenal juga dengan nama Auto-Dimming Rear View Mirror.

Bagaimana cara kerjanya? Sesuai namanya, prinsip elektrokromisme (electrohromism) memanfaatkan perubahan level energi yang diterima agar materialnya dapat berubah warna. Dalam hal ini, spion tengah jenis ECM akan berubah dari warna cermin biasa menjadi hijau seperti pada tinted glass, sehingga pengemudi tidak akan mengalami kesilauan meskipun mendapat sorotan cahaya.

Tentu tidak setiap cahaya yang diterima ECM langsung dapat merubah warna kaca. Sebuah foto detektor digunakan untuk mendeteksi jumlah cahaya yang diterima. Ketika jumlahnya lebih besar yang ditentukan, barulah warna kacanya akan berubah menjadi hijau.

Pada mobil yang lebih canggih lagi seperti Mercedes-Benz C200 dan Porsche Boxster juga memiliki fungsi ECM pada kaca spion sebelah kirinya. Fungsinya, tentu mencegah pengemudi mendapat cahaya berlebihan dari belakang yang justru akan membahayakannya.

Nah, sudah lebih mengerti kan fungsi kaca spion tengah ECM yang bisa gelap sendiri ini? (mobil.otomotifnet.com)