Ini Akibatnya Mesin Bensin dan Diesel Sampai salah Isi Bahan Bakar

Selasa, 6 Mei 2014 | 12:02 WIB




Jakarta - Theresia dan Usman Adhie pernah mengalami salah isi bahan bakar akibat keteledoran petugas SPBU. Mungkin Anda pun ada yang pernah mengalami. Nah, bagi yang belum, bisa simak tulisan di bawah ini akibat pada mesin sampai salah isi.

Mesin Bensin Diisi Solar
Mesin bensin termasuk low compression. Rata-rata, perbandingan kompresinya hanya sepertiga dari mesin diesel. Makanya, butuh bahan bakar high explosive agar terjadi proses pembakaran di ruang bakar.

Karakter high explosive ini didapatkan dari bahan bakar dengan perbandingan nilai oktan tertentu seperti pada Premium ataupun jenis BBM non subsidi seperti Pertamax atau Shell V-Power. Lalu, apa jadinya jika mobil jenis bensin diisi solar. 

“Bila solar yang masuk tidak terlalu banyak, misalkan hanya 20% dari bensin yang ada di dalam tangki, maka efeknya tak akan terasa. Hanya akan terjadi gejala ngelitik atau knocking,” tegas Gembleh, sapaan akrab Usman Adhie.

Tapi, bila mayoritas tangki bahan bakar terisi solar, maka mesin akan mogok. Sebab, solar termasuk jenis bahan bakar low explosive. Sehingga, busi tak mampu membakar BBM yang masuk dalam mesin bensin yang berkarakter kompresi rendah.

“Ibarat manusia, mesin bensin adalah atlet yang biasa diberi asupan makanan bergizi. Tapi tatkala diberi makanan yang tidak bergizi, maka tenaganya akan ngedrop. Lama-lama karena kurang tenaga, ya si atlet akan loyo bahkan pingsan ,” tambah pria berbadan ramping ini.

Proses recovery pun lebih mudah.  Tak perlu turun mesin. Cukup dengan menguras tangki bahan bakarnya. Biaya yang dikeluarkan pun relatif murah. Berkisar Rp 300 ribuan.

Mesin Diesel Diisi Bensin

Sebaliknya, mesin diesel berkarakter high compression. Kompresinya hingga menyentuh perbandingan 30:1. Makanya, dalam pembakaran di ruang kompresi tak membutuhkan bahan bakar high explosive. Kandungan di dalam bahan bakar diesel, salah satunya adalah oli yang berfungsi untuk membantu pelumasan di dalam injection pump.

Nah, bila mesin diesel diisi oleh bensin akan fatal. Artinya, memasukkan bahan bakar yang mudah meledak ke dalam mesin berkompresi tinggi. Otomatis, terjadi pembakaran dini atau biasa disebut knocking atau ngelitik.

Memasukkan bensin ke mesin diesel, ibarat memberikan doping. Orang tidak akan merasa letih dan tetap segar karena pengaruh doping. Tapi, karena terus mengeluarkan tenaga tanpa kenal lelah dan tak tahu limit dirinya, akhirnya bukan tak mungkin malah meninggal di tempat.


Piston, liner, dan blok silinder mesin diesel bakal rusak sampai diisi bensin (kanan bawah)


Begitupun dengan mesin diesel. Diisi bensin, sepintas bikin tarikan makin enteng. Tapi, karena tidak ada pelumas di dalamnya, menyebabkan panas berlebihan yang berdampak overheating. Bila terjadi, harus turun mesin dan menghabiskan budget antara Rp 15-20 jutaan.

Tapi, gejala ini akan muncul bila kesalahan ini berlangsung terus menerus. “Bila tercampur hanya seperempat atau setengah tangki sih tidak akan sampai turun mesin,” tambah Gembleh.

Nah, ada tips menarik dari Usman Adhie bagi pemilik mobil diesel yang  tanpa sengaja diisi bensin. Sebaiknya, jalankan mobil dengan sangat perlahan. Pertahankan putaran mesin pada 1.000 rpm. Jangan lebih dari itu. Hal ini untuk menghindari panas mesin yang berlebih. Kemudian carilah bengkel terdekat dan segera kuras bahan bakarnya.  (Mobil.Otomotifnet.com)