Ini Cara Mendeteksi Ban Kempis agar Lolos dari Perampokan

Senin, 7 April 2014 | 10:04 WIB


 
Jika ditunjuk roda kiri belakang pergunakan tongsis. Kalau kiri depan, deteksinya melalui setir

Jakarta - Bagi pengemudi mobil wanita yang biasanya jadi korban kejahatan dengan modus "menunjuk ban kempis" di jalan raya, ini ada trik agar lolos dari jebakan tersebut. Tak cuma untuk wanita, jurus antisipasi ini juga berlaku bagi pengendara lainnya.

“Dalam kondisi terdesak ataupun terancam, usahakan agar tetap tenang untuk mengontrol kendaraan sebaik mungkin. Jangan panik yang dapat menimbulkan kecelakaan,” jelas Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).


Tongkat narsis (tongsi) dan cermin make-up bisa diandalkan untuk mendeteksi kondisi ban

Lebih penting lagi, pemilik mobil harus mengenali karakter kendaraannya. Terutama sistem gerak rodanya, depan atau belakang. Umumnya, mobil-mobil baru sekarang berpenggerak roda depan.

Nah, jika mobil gerak roda depan (FWD) dan yang ditunjuk bagian depan, ini untuk mendeteksinya. Pertama, jika kempis (angin tidak habis dan hanya separuhnya), setir terasa berat. Kedua, lepas kedua tangan dari pegangan setir. Dan setir akan bergerak mengarah - jika kempis sebelah kanan - ke kanan. begitu juga sebaliknya.

Sekiranya yang ditunjuk ban belakang. Pertama, tenaga mesin bekerja lebih berat. Kedua, jika kempisnya tinggal 10 persen, terdengar bunyi karet seperti "klepek....klepek...klepek". Ketiga, pergunakan kaca spion, jika sudah dilengkapi dengan sistem elektrik. Turunkan posisi kaca sampai bisa melihat kondisi ban.

Terakhir, jika pandangannya sulit bisa pergunakan tongkat narsis (tongsis). Berupa tongkat buat kamera modelnya seperti monopod yang bisa dipanjangkan. Trus, pada bagian ujung letakkan cermin, bisa dari kotak bedak (make-up) atau kaca cermin yang sudah dipersiapkan.

"Walau pengendara tidak turun dari kendaraan, sebelum mengeluarkan tongsis melalui kaca jendela, pastikan kondisi di sekitarnya. Dirasa cukup aman, buka sedikit saja kaca jendela," pesan Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC). (Mobil.Otomotifnet.com)