Panic Braking, Lakukan Hanya Saat Terpaksa

billy - Kamis, 18 April 2013 | 16:08 WIB

(billy - )


Bayangkan saat mobil tengah melaju 60 km/jam, mendadak kendaraan di depan Anda berhenti. Atau, hanya beberapa meter di depan Anda ada motor yang jatuh. Apa yang dilakukan? Yang terjadi biasanya adalah berusaha menghentikan kendaraan, mengerem dengan panik.
   
Panic braking, emergency braking atau pengereman mendadak sering dianggap sebagai aksi terpaksa yang terjadi karena tindakan, keteledoran atau kecelakaan orang lain. Bisa begitu, tapi pelaku panic braking juga bisa punya andil terjadinya aksi berbahaya ini.

Antara lain, kurang antisipatif dan jarak tidak aman. “Panic braking sering dilakukan oleh pengemudi yang tidak melakukan pengamatan dan antisipasi dalam mengemudi dengan benar,” kata Sony Susmana, Direktur training Safety Defensive Consulting Indonesia.
Bila situasi memaksa Anda melakukan panic braking, lakukan dengan teknik yang benar. Ada 2 teknik pengereman panik yang diperbolehkan untuk kendaraan non ABS. “Pulse, rem diinjak dan lepas secara terus menerus sampai kendaraan dapat berhenti dengan aman. Threshold and Avoid, rem dengan cara meremas pedal, setelah kendaraan dapat dikontrol lakukan gerakan menghindar,” papar Sony.
Pada prinsipnya, ban tidak boleh terkunci atau terblok, yang dapat mengakibatkan kendaraan tidak dapat di kontrol. Kalau kendaraan dilengkapi ABS, pekerjaan sang driver jauh lebih simpel. “Injak rem full, komputer yang akan mengatur iramanya, sehingga ban tidak terkunci,” jelas instruktur safety dan peslalom ini.
Panic braking merupakan aksi emergency, tapi tidak menjamin pengemudi terhindar dari tabrakan kalau jarak terlalu dekat. Pengereman hanya mengurangi parahnya impact. Tabrakan masih tetap mungkin terjadi.

Cara yang terbaik tetap menjaga jarak aman. Kalau lalu lintas padat, semrawut sehingga sulit menjaga jarak aman, jaga emosi Anda. “Kalau ada yang mau nyalip, kasih aja,” bilang Sony.

Beda waktu tempuh dengan memberi jalan pada kendaraan di depan Anda hanya beberapa menit bahkan detik. Tapi risiko celaka yang berkurang saat emosi stabil, sangat besar.  (mobil.otomotifnet.com)