Nah, perlu diketahui dulu nih kenapa disebut zat malas. Soalnya, unsur kimia bernomor atom 7, tanpa warna dan bau ini merupakan gas diatomik non-logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lain. Dengan kata lain malas bereaksi deh.
Berbeda dengan angin (udara) yang biasa dipakai. Udara ini terdiri dari banyak campuran gas, termasuk nitrogen tadi, walau kadarnya sedikit. Karena banyak zat, ada juga yang mudah bereaksi bila terkena unsur lain, semisal panas. "Bila terkena dalam jangka waktu lama, adara akan memuai. Sehingga lama-lama tekanan ban naik," bilang Rois, petugas pengisian nitrogen di SPBU 43-12510, Ragunan, Jaksel. Betul kah?
Untuk membuktikan, OTOMOTIF mengujinya langsung di salah satu roda Daihatsu Xenia Xi keluaran 2006. Tepatnya roda depan sebelah kiri. Mula-mula karet bundar keluaran GT Radial ukuran 195/60R15 itu diisi nitrogen murni dengan tekanan sesuai rekomendasi, yakni 31 psi.
Kelar diajak keliling tol, mobil dibawa ke luar jalan biasa dan langsung dihentikan untuk diukur kembali tekanan anginnya. Hasilnya, pressure gauge keluaran Coido yang dipakai untuk mengukur tekanan awal, masih menujukkan angka yang sama, 31 psi. Artinya, terbukti tekanan ban tetap stabil.
Selanjutnya pengujian yang sama dan pada posisi roda yang sama pula dilakukan pakai udara biasa. Tapi kali ini pakai ban serep yang memang isinya angin biasa dan kondisinya masih dingin lantaran belum terpakai. Tekanan anginnya juga sengaja disamakan, 31 psi.
Hasilnya, setelah diajak keliling tol selama kurun waktu yang sama dan diukur kembali, jarum pressure gauge menunjukkan ada peningkatan sedikit, yaitu 0,5 psi. Bisa jadi, bila rentang pengoperasian mobilnya lebih lama, kenaikan tekanan ban jadi lebih besar. (mobil.otomotifnet.com)