Salah satu anggota TeRUCI pernah mengalami lampu depan Terios-nya mati. Tak lama kemudian tercium bau gosong di kabin. Takut ada apa-apa, mobil dihentikan dan diderek. Sampai di bengkel resmi, dikatakan kabelnya habis semua, satu gelondong hangus.
Rata-rata yang kabelnya kebakar itu dialami saat perjalanan jauh atau di tol. Selain lampu utama, mereka suka menyalakan lampu jauh dan lampu kabut. Akibatnya kabel panas dan menyebabkan hangus.
Sesama pemakai Terios pun memiliki dua cara aman mengaplikasi lampu HID. Pertama pakai relay (Gbr.2), jadi HID-nya tidak lewat kabel utama, tetapi langsung dari relay ke aki alias bikin kabel baru.
Kedua, pakai ballast (Gbr.3). Karena seandainya ada yang kebakar, bisa berhenti di ballast. "Ada beberapa ballast yang punya fitur seperti itu. Sehingga jika ada kenapa-kenapa dengan lampu seperti korsleting, yang kena ballast duluan. Bisa ganti ballast-nya saja atau saat beli cari yang lebih bagus," jelas pemilik Terios 2011 ini.
Sekali lagi diingatkan, jika menggunakan lampu HID jangan diikuti dengan menaikkan ampere sekring, sebab belum tentu kabel bawaan mobil lebih kuat. Menurut Henry, kadang ada pedagang variasi mobil yang menyarankan kalau sekring sering putus, sekringnya dinaikkan.
Toh terbukti, setelah ‘kecelakaan' yang dialami ketiga teman satu klubnya itu, Henry aman-aman saja menggunakan lampu HID dan ballast. Tetapi ia bilang, untuk lebih amannya pakai relay. (mobil.otomotifnet.com)