Mengenal Teknologi Mesin Diesel Nissan Juke untuk Eropa

Selasa, 11 Juni 2013 | 15:04 WIB


Jakarta - Eropa memang tidak main-main dengan standar emisi yang diterapkan. Ketika Indonesia masih berkutat di kisaran Euro2, mereka sekarang sedang bersiap untuk memasuki era Euro6.

Itulah yang membuat Nissan merevisi Nissan Juke bermesin dieselnya. Masih mengandalkan mesin 1.5 liter dCi, namun revisi yang dilakukan berhasil membuat crossover unik Nissan ini lebih bersih emisinya.

Kini, gas buang Nissan Juke hanya berkadar 109 gram perkilometer. Revisi tersebut juga membuat konsumsi bahan bakarnya jadi lebih irit, yakni untuk 1 liter solar bisa menempuh jarak 28,6 km!

Hanya itu saja? Tentu tidak. Torsi mesinnya juga meningkat 20 NM, dari sebelumnya 240 NM, kini melonjak menjadi 260 NM, yang mulai tersedia pada 1.750 RPM. 

Nissan melakukan revisi dengan menyematkan teknologi baru pada piezo-electric fuel injection nozzles, yang sekarang memiliki pola semprotan yang lebih presisi untuk pembakaran yang lebih baik. Mampu mengurangi 15 persen bahan bakar yang tidak terbakar dengan sempurna di ruang mesin.

Akselarasi juga diklaim lebih responsif berkat pengaturan tingkat kerendahan geometri variable pada turbocharger, juga dengan jalur intake yang lebih pendek, sehingga lebih cepat dan efisien.

Sistem pembuangan juga dibenahi, sehingga emisinya bisa lebih rendah. Proses pembuangan sisa pembakaran sudah mengusung sistem closed-loop low-pressure exhaust gas recycling (EGR), dimana gas buang didinginkan sebelum dikembalikan ke ruang bakar.

Sayangnya, Nissan Juke ini baru ada di pasar Ingris, sementara di Indonesia, Nissan Motor Indonesia masih mempercayakan Nissan Juke berkapasitas mesin 1.5 liter dengan bahan bakar bensin. (mobil.otomotifnet.com)