|
OTOMOTIFNET – Chevrolet Cruze sudah dipastikan akan dijual di Indonesia, yang pasti nantinya bakal head to head dengan medium sedan lainnya seperti Honda Civic dan Toyota Corolla Altis.
Sebagai modal, sedan Amerika ini telah mengusung teknologi Dual Continous Valve Cam Phasing (DCVCP) agar perfoma dan konsumsi bahan bakarnya berani diadu dengan yang lain.
Tapi apa sih yang dimaksud dengan DCVCP? DCVCP adalah sebuah mekanisme variable valve timing yang dikembangkan Chevrolet.
Sebuah sinergi beberapa komponen yang mampu mengatur buka tutup valve (katup atau klep) sesuai dengan kebutuhan mesin. “Efeknya tentu untuk menyempurnakan pembakaran,” buka Suwadji Wirjono, Aftersales Director PT GM AutoWorld Indonesia (GMAI).
“Dengan pembakaran yang makin sempurna otomatis torsi lebih besar dan merata dari putaran rendah, sedang maupun tinggi. Tenaga juga bertambah karena volumetric efficiency pembakarannya lebih ideal. Emisi gas buang rendah serta fuel efficiency meningkat,” yakin pria ramah ini.
Mengoptimalkan Overlapping Klep Masuk dan Buang
Lalu bagaimana dengan cara kerjanya? Kerjanya mungkin mirip dengan mekanisme Dual VVT-i seperti yang dipakai Toyota Altis. Sesuai namanya yang dilengkapi embel-embel “dual,” maka baik klep masuk maupun kleb buang waktu buka tutupnya bisa disesuaikan dengan putaran mesin. Mari kita rinci bersama.
Yang mengatur buka tutup klep adalah camshaft. Maka pada mekanisme variable valve timing, timing/waktu camshaft membuka-tutup klep yang diatur ulang dan disesuaikan dengan putaran mesin. Sedang durasi dan lift camshaft-nya tetap. Dan karena timing camshaft membuka klep bisa diatur maka overlapping bukaan klepnya bisa disesuaikan dengan putaran mesin.
|
“Overlapping adalah kondisi dimana klep isap dan buang membuka bersamaan. Bila overlapping kecil enak di putaran bawah, sedang overlapping lebar hanya enak di putaran atas. Tapi kita butuh enak atas-bawah, makanya overlapping-nya harus menyesuaikan dengan putaran mesin,” jelas Suwadji panjang lebar.
Mainkan Cam Phaser Unit Untuk Ubah Timing Bukaan Klep
Agar timing camshaft membuka klep bisa berubah-ubah sehingga overlapping-nya bisa diatur sesuai putran mesin, Chevrolet dengan DVCPV lebih memilih memainkan cam phaser unit-nya untuk mengubah timing. Hal ini juga sebelas dua belas dengan mekanisme VVT-i pada Toyota.
“Mekanisme yang cukup sederhana dan simple, namun memiliki impact yang sangat baik kepada performa. Lagi pula bila dikomparasi dengan teknologi variable valve timing yang lain yang lebih ribet hasilnya tidak jauh berbeda. Demi alasan ekonomis, mekanisme ini paling tepat,” jelas Suwadji.
Cam phaser pada DCVCP ini bentuknya lebih ribet bukan sekedar sprocket biasa. Bila sprocket pada mesin non-variable valve timing langsung terikat mati pada camshaft. Pada mesin variable valve timing seperti DCVCP ini sproketnya berdiri sendiri sebagai part yang bisa bergerak bebas.
VCP (Valve Camshaft Phasing) solenoid |
Cam phaser unit ini diberi nama VCP (Valve Camshaft Phasing) solenoid. VCP solenoid ini sendiri bekerja atas perintah beberapa sensor seperti camshaft sensor, crankshaft sensor, throttle valve dan diatur oleh engine control module (ECM).
Keampuhan teknologi variable valve timing DCVCP ini bisa dilihat dengan membandingkan. Power Mesin 1800 Chevrolet Optra dan Chevrolet Cruze. Menggunakan basis mesin yang sama persis, Chevrolet Curze memiliki power 141ps/6300rpm sedang Chevrolet Optra hanya 119,4 ps/5800rpm. Begitu juga dengan torsinya, Chevrolet Curze mencapai 17,5kgm/3800rpm sedang Chevrolet Optra hanya 16,9kgm/4000rpm.
Signifikan bedanya!
Penulis/Foto: Popo/Chevrolet