Bodi yang gagah, membuat Strada Triton enggak hanya dipakai untuk medan keras seperti wilayah pertambangan atau hutan. Banyak juga yang mengajaknya bermain di aspal perkotaan
Jakarta - Tertarik untuk memboyong kendaran jenis double cabin? Salah satu pilihannya adalah yang diproduksi oleh PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB). Dari awal diperkenalkan pada 2002 lalu, Mitsubishi Strada Triton banyak dipilih oleh konsumen di Tanah Air.
Ketangguhannya dan fitur yang cukup lengkap, membuat Strada Triton pernah mendapat penghargaan OTOMOTIF Award pada 2008 dan 2015 lalu sebagai Best Double Cabin. Sampai saat ini, keluarga Strada Triton terbagi menjadi 3 (GLS, GLX dan Exceed). Exceed jadi varian tertinggi yang dimiliki oleh keluarga Strada Triton.
Dengan kesan mewah pada bagian interior dan eksterior, belum lagi soal aplikasi teknologi terkini.Saat ini untuk tipe terbaru (2015) Strada Triton GLS banderolnya Rp 358 juta, sedangkan yang GLS AB Rp 368 juta. Untuk yang Exceed Hi-Power transmisi manual Rp 377 juta dan transmisi otomatis Rp 387 juta.
Untuk kondisi bekas yang keluaran 2010, banderolnya antara Rp 210-215 juta. Bila hendak melirik yang 1 tahun lebih muda, siapkan dana Rp 230 juta. • (Otomotifnet.com)
SEJARAH DAN TIPE
Sampai saat ini, kurang lebih sudah 13 tahun Strada Triton jadi salah satu pilihan kendaraan niaga ringan di Tanah Air. KTB kali pertama memperkenalkan dengan nama L200 Strada. Secara global, L200 Strada ini merupakan generasi ke-2. Kali pertama yang diluncurkan adalah L200 4WD Strada.
Selama kurang lebih 2 tahun, KTB bertahan dengan model tersebut. Baru pada 2004, muncul yang 2.5L GLS manual yang tentunya menggunakan mesin diesel. Butuh waktu 3 tahun penantian dan pada akhirnya muncul tipe terbaru dari Strada Triton GLX. Dengan menggendong mesin berkapasitas 2.8L dan memiliki spesifikasi suspensi heavy duty.
Peluncuran Strada Triton Exceed pada 2008, makin memantapkan posisi KTB sebagai pensuplai light truck di Tanah Air. Anti-lock Braking System (ABS) dilengkapi dengan Electronic Brake-force Distribution (EBD), yang nyaman sekaligus aman Strada Triton Exceed untuk digunakan dalam kota serta medan off road.
Kemudian tahun 2009, KTB menambah varian baru New Strada Triton dengan meluncurkan versi GLS AB. Ubahan yang dilakukan pada versi yang satu ini, lebih fokus pada bagian kaki-kaki. Sehingga konsumen akan bisa merasakan kenyamanan dan ketangguhannya.
Paling akhir tepatnya 2014 lalu, nongol Strada Triton Exceed Hi Power dengan mesin anyar VGT 2.5L menggantikan versi sebelumnya (Strada Triton Exceed). Mesin diesel DI-D DOHC 16 valve versi transmisi otomatis, mampu melontarkan tenaga 175 dk/4.00 rpm.Torsi yang bisa dikail 350 Nm/1.800-3.500 rpm. Tapi dengan yang menggunakan mesin bertransmisi manual, torsi yang bisa dihasilkan 400 Nm/2.000 rpm. •
UPGRADE
Meskipun sudah tergolong ganteng dan tangguh, pemilik Strada Triton ada saja yang merasa tidak puas dengan kondisi standar. Bagian yang biasa disentuh untuk menambah kegagahan adalah upgrade pada kaki-kaki.“Suspensi bisa pakai merek RAW, bisa bertambah tinggi sekitar 5 cm,” ujar Wina dari Banteng Mas, spesialis aksesori double cabin di MGK.
Harga suspensi ini berkisar mulai dari Rp 3,2 juta untuk bagian depan dan Rp 2,6 juta untuk belakang. Bila sudah meninggikan suspensi, tentu harus menyesuaikan kembali gaya mengemudi. Kurang-kurangi manuver dengan kecepatan tinggi karena body roll akan semakin besar. Justru lebih baik bila diajak blusukan ke medan sulit.
Untuk lingkar roda, spek yang diusung Triton adalah PCD 139,7 dengan 6 baut. Mirip dengan kebanyakan d-cab dan tentunya sang saudara, yaitu Pajero Sport. Meskipun begitu, pemilik Strada Triton tidak bisa sembarang substitusi pelek standar dengan milik Pajero Sport.
“Perbedaan diameter as tengah yang menjadi halangannya, lubang as milik Pajero Sport kecil sedangkan Strada Triton justru mirip d-cab dan SUV lain yang memiliki lubang as tengah besar,” jelas Yhonatan dari gerai pelek JKB di kawasan H.Nawi Radio Dalam, Jaksel.
Meski begitu, tidak perlu khawatir Strada Triton anda akan ketinggalan gaya, cukup banyak pilihan roda yang bisa diaplikasikan. Jika penggunaannya hanya dalam kota saja, masih sah pakai pelek berdiameter besar seperti 20 hingga 22 inci. “Lalu kombinasi profil ban yang tepat adalah 265/50 untuk ring 20 dan 275/45 pada ring 22 inci,’ lanjut Jhon, sapaan akrabnya.
Namun bila ingin membelah medan berat betulan seperti hutan atau tambang, pelek yang pas adalah OEM-nya, atau yang berukuran 15 atau 16 inci. Dipasangkan dengan ban berukuran 31 inci dirasa sudah cukup.Setelah bagian kaki, bodi boleh mendapatkan perhatian juga.
Bisa ditambahkan aksesori atau melakukan penggantian seperti pengaplikasian full set bumper yang berbahan besi, ataupun hanya sekadar tanduk saja. Kemudian foot step untuk mempermudah akses keluar masuk, apalagi bila besutan telah mengalami body lift.“Kita ada banyak pilihan yang tinggal dipasang saja pada Strada Triton,” Wina dari Banteng Mas menambahkan.
Tidak ketinggalan, bagian belakang bisa semakin dipertegas dengan kehadiran roll bar pada bak belakang dan juga towing bar. “Kita ada produk lokal yang dibanderol Rp 1,25 juta. Dijamin kuat untuk menarik beban,” promosi Inge dari Lucky Star di Pusat Onderdil Dutamas Fatmawati, Jaksel.
Mengusung performa terbaik di kelasnya, bukan berarti output dari dapur pacu Strada Triton tidak dapat dimaksimalkan. Supaya masih enak dibesut harian, bisa dimulai dari pemasangan piggyback. “Bisa pakai merek Powerlab dari Thailand. Tenaganya mampu ditingkatkan hingga 80 dk lebih besar dibanding standarnya,” Ujar Rudy Irawan dari Espe’el Motorsport di Daan Mogot, Jakbar.
Selanjutnya bisa menambahkan throttle module untuk mengatur respon mesin. Aksesori lain, bisa tambah turbo timer untuk menjaga kondisi turbo tetap aman kalau sering bekerja keras. • tejja
PROBLEM
Strada Triton cenderung tahan banting dan tidak banyak terdapat masalah. Meskipun besutan D-cab ini lebih banyak beredar di lingkungan yang kasar dan keras seperti proyek, tambang, dan hutan, masyarakat perkotaan ada juga yang kepincut dengannya.
Jika dipakai dalam perkotaan, jangan kaget bila menjumpai bebunyian yang aneh seperti gruduk ketika melindas speed trap. Hal itu juga terjadi kok dengan besutan yang sering beredar di medan kasar, jadi jangan khawatir handling akan terganggu. “Itu disebabkan oleh laher di kolom setir yang sudah agak aus,” ujar Darto dari Kembar Jaya Mas Motor di Pusat Onderdil Ramanda, Depok.
Harga part ini tergolong murah, cukup sediakan Rp 25 ribu saja.Lalu untuk pemilihan kampas rem depan juga perlu perhatian. “Karena dari pabrikan mengeluarkan dua jenis kampas rem, yaitu lokal dan impor Thailand,” lanjut Darto. Part lokal dibanderol Rp 300 ribu, sedangkan impor ada di kisaran Rp 685 ribu.
Meskipun mirip dari segi bentuk dan performa, pernah ada keluhan rem berbunyi mendecit bila menggunakan kampas lokal. “Kemungkinan ada perbedaan material sehingga saya sarankan untuk mengambil yang impor bila ingin lebih senyap,” ujarnya.
Karena basisnya serupa, sering dikira bahwa sistem suspensi antara Pajero Sport dan Strada Triton sama, padahal terdapat perbedaan di bagian belakang yaitu Triton mengusung model per daun sedangkan Pajero Sport mengaplikasi per keong. Jadi harus dimaklumi ya bila bantingannya terasa keras.
Bila Strada Triton yang digunakan telah bekerja keras, wajib diperiksa bagian kaki-kakinya. Utamanya adalah sokbreker depan belakang dan juga tie-rod. Untuk penggantian sokbreker dikenakan biaya Rp 1,3 juta untuk yang depan dan Rp 1 juta untuk belakang.
Lalu tie-rod dibanderol Rp 458 ribu per buahnya. “Hal ini sifatnya umum, karena juga mengikuti usia pakai komponen dan perlakuan terhadap kendaraan,” ujar Alex, juragan Global Motor di BSD Auto Part yang spesialis menangani Mitsubishi.Bagi yang senang memodifikasi mesin juga harus aware. Common-rail pump rentan rusak apabila tidak hati-hati dengan settingan mesin.
“Efeknya dapat menyebabkan mesin overheat dan kepala silinder menjadi melenting,” wanti Theodorus Suryajaya, Managing Director Rev Engineering di Kedoya, Jakbar. Komponen ini sendiri harganya ditaksir sekitar Rp 10 jutaan. •
BIAYA SERVIS DAN PERAWATAN
Seperti umumnya perlakukan pada kendaraan anyar, maka pemilik Triton juga dapat servis gratis seperti yang tertera pada buku panduan pemilik kendaraan. Itu dimulai dari setelah pemakaian 1.000 km dan yang dilakukan hanya pengecekan mesin, kaki-kaki dan tekanan angin ban.
Masih gratis sampai dengan 5.000 km, saatnya untuk melakukan general check up dan melakukan penggantian oli. “Baru akan dilakukan servis ringan, setelah pemakaian sejauh 10 ribu km,” ujar Wisnu Gading Prasadana, frontline servis advisor dealer Mitsubishi PT Sun Star Prima Motor di Jl.Fatmawati, Jaksel.
Ada lebih banyak yang dilakukan saat melakukan servis ringan berbiaya kurang lebih Rp 1,5 juta tersebut. Seperti melakukan penggantian oli mesin, filter oli, filter udara, general check up dan tune up.
Untuk servis besar, biasanya dealer resmi memberikan patokan setelah pemakaian 20 ribu. Dengan item servis yang pastinya lebih banyak lagi.
“Saat melakukan servis besar inilah, biasanya konsumen juga mengeluhkan performa mesin kendaraanya mulai loyo. Biasanya itu akibat dari filter solar yang sudah kotor,” kata Wisnu. Servis bagian pengereman baru dilakukan saat servis besar. Hanya melakukan servis dan tidak melakukan penggantian part seperti kampas rem, pasalnya itu baru akan dilakukan saat jadwal 40 ribu.
Triton yang memiliki mesin 2.500 cc, kebutuhan oli mesinnya lebih banyak dari 2.800 cc. “Plus filter oli, kebutuhan oli mesin 2.5L sebanyak 7 liter dan 2.8L hanya 6 liter,” papar Wisnu. •
Harga Spare part
Filter Udara Rp 135 ribu
Filter Oli Rp 130 ribu
Filter Solar Rp 300 ribu
Kampas rem depan Rp 400 ribu
Kampas rem belakang Rp 800 ribu
Oli mesin Rp 50 ribu/liter
Oli garden Rp 90 ribu/liter
Oli persneling manual Rp 40 ribu/liter
Oli persneling otomatis Rp 140 ribu/liter