Sektor Industri otomotif sebetulnya sudah siap dengan program konversi BBM ke BBG, salah satunya adalah Toyota yang telah jauh-jauh hari memiliki mobil berbahan bakar CNG
Jakarta - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia TMMIN telah memiliki unit mobil yang menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG). OTOMOTIF berkesempatan untuk membedah Toyota Limo yang sudah dirancang untuk ‘nenggak’ BBG berjenis Compressed Natural Gas (CNG). Sebetulnya mobil ini telah dipasarkan di Thailand sebagai kendaraan taksi. Namun untuk pasar Indonesia saat ini belum, masih sebagai unit riset yang terus dikembangkan.
Instalasi tak asal tempel, namun perlu perhitungan matang. Termasuk pada bagian engine mounting
Toyota Limo ini menggendong tabung berisi CNG dengan tekanan 200 bar. “Kapasitasnya 15 Liter Setara Premium (LSP). Tabungnya menggunakan tipe 1 dengan konfigurasi yang dirancang presisi dan memperhatikan tingkat keamanannya,” jelas Indra Chandra Setiawan, Manager Engineering Division Product Engineering Department TMMIN.
Skala ekonomi lebih irit, yakni 1 LSP CNG dibanderol Rp 3.100
Sistem bahan bakar masih bersifat dual-fuel, artinya sengaja masih bisa di switch ke bahan bakar minyak. Tak hanya asal tempel saja, tata letak serta teknis diperhitungkan matang. “Kita tidak seperti produk converter kit aftermarket, seluruhnya harus sudah well desain yang sesuai dengan data Cad atau gambar kontruksi mendetail serta perhitungan teknis lainnya,” lanjut pria yang telah berkarir dibidang manufaktur selama 14 tahun di TMMIN.
Kapasitas tangki 15 LSP (Liter Setara Premium) dengan rasio konsumsi 1:11 km. Diklaim mampu menempuh jarak 165 km
Basis mesin milik Toyota Limo 1 NZ-FE dengan 4 silinder 16 katup DOHC 1,5 liter dimodifikasi pada bagian injector raill-nya serta perlu ubahan pada ECU (Electronic Control Unit). “Kondisi mesin ketika pakai CNG tidak ada lubrikasi sehingga bersifat kering. Nilai oktan CNG juga lebih tinggi yakni sekitar RON 120. Timing pengapian dibuat lebih maju serta mapping ECU,” sebut Indra.
Tak hanya itu, karakteristik BBG juga perlu penyesuaian pada bagian valve, ring piston, busi dan lain sebagainya. “Iya kalau enggak diganti akan berisiko jebol. Selain itu ditambahkan high pressure line. Kemudian perlu mengubah suspensi karena bobotnya bertambah oleh tabung gas, piranti pengereman juga diseting ulang serta wiring harness di redesain ulang,” rincinya seraya bilang dengan ubahan seperti ini maka digaransi resmi oleh Toyota selama 3 tahun atau 100 ribu km. • (otomotifnet.com)