SI PENGUSIR KERAK
Jakarta - Salah satu penyebab mesin jadi loyo dan boros bensin, adalah adanya tumpukan karbon di ruang bakar. Menurut William Kurniawan dari bengkel One Second Faster (OSF), tumpukan karbon itu berasal dari pembakaran yang tidak sempurna dan uap oli yang kualitasnya kurang bagus.
Mengapa tumpukan karbon bikin loyo dan boros? Adanya karbon membuat ruang bakar semakin sempit, yang berarti bikin rasio kompresi meningkat, efek berantainya mesin jadi ngelitik. Nah agar tidak ngelitik, pada mesin modern, ECU akan memundurkan waktu pengapian. Kalau di mesin lama, mekanik yang harus memundurkannya.
“Dengan timing dimundurkan, maka otomatis power jadi lebih loyo. Dan untuk mengurangi panas karena kompresi ketinggian, biasanya ECU memerintahkan menyemprot bensin lebih banyak, makanya jadi boros,” terang Brahmantio Prayogo, tuner dari Sportisi Motorsport.
Untuk mengembalikan performa, karbon harus dihilangkan dari ruang bakar. Salah satunya dengan turun mesin, namun butuh dana dan waktu lebih banyak. Kalau ingin lebih ekonomis dan cepat, bisa pakai carbon cleaner yang kini banyak ditawarkan.
Ada jenis apa saja sih di pasaran? Ternyata banyak merek dan cara aplikasinya. Yuk kupas bersama, termasuk juga prosedur penggunaannya. • (otomotifnet.com)
SEBAB, INDIKASI DAN INTERVAL
Kendaraan yang digunakan tentunya akan meninggalkan tumpukan kerak karbon di beberapa bagian. Contohnya di bagian atas piston, klep, busi dan ruang bakar. Semakin lama digunakan, tentunya akan semakin tebal sisa pembakaranya, efeknya menyebabkan rasio kompresi mesin semakin tinggi.
Hal ini membuat kendaraan bisa saja terjadi knocking atau detonasi. Tentu detonasi tidak baik buat mesin dan dapat berakibat fatal jika dibiarkan terus menerus dan dipaksakan. Akselerasi juga menjadi lebih lambat, tidak seperti mesin fresh. Lainnya, emisi gas buang tidak ideal juga menjadi salah satu indikasi perlunya dilakukan carbon clean.
Pada umumnya interval carbon clean setiap 20.000 km. Namun pada kendaraan dengan jarak tempuh yang cukup tinggi, semisal 100.000 KM dan belum pernah di-carbon clean, sebaiknya bisa dilakukan setiap 10.000 km sebanyak 2 kali, lalu menjadi normal setiap 20.000 KM. Sebab biasanya kerak yang menempel sudah cukup tebal dan terkadang tidak bisa 1 kali treatment.
“Untuk kendaraan tertentu semisal Nissan Livina, malah setiap tune-up sekalian di-carbon clean, karena kendaraan ini paling sering knocking padahal ignition timing diset di angka 0,” terang Tan Mulyadi dari PT Eka Karya Mandiri, pemasok carbon clean Spirit. •
JENIS CAIRAN
Model cairan salah satunya merek Carbon Off asal Jerman. Dalam paketnya ada 2 botol, pertama dalam tabung bertekanan yang disemprotkan pertama ke ruang bakar, kedua berupa cairan yang dituang setelahnya. Setelah didiamkan selama 15 menit, tinggal disedot ulang pakai kompresor dengan prinsip divakum.
“Untuk mesin 4 silinder butuh 1 paket, harga termasuk tune up Rp 350 ribu, kalau mesin 6 atau 8 silinder, tambah obatnya 1 paket lagi Rp 150 ribu,” terang Amin Budiyono dari A Ototechnik di kawasan Mampang, Jaksel.
Brand lain ada merek Spirit, cuma hanya berbentuk cairan di botol. Pemakaian cairan akan dimasukkan ke ruang bakar dan didiamkan 5-10 menit, kemudian sedot ulang cairan yang telah bersama karbon yang rontok. Harganya mulai dari Rp 300 ribu.
Mirip Spirit namun lebih simpel, ada Carbon Speed, karena tak butuh alat penyedot khusus. Lantaran dalam paketnya disediakan semacam suntikan untuk menyedot ulang cairan dari ruang bakar. Tiap kemasan produk yang bisa ditemukan di pusat oli TODA ini harganya sekitar Rp 25 ribu.
Pilihan lain ada merek yang telah sangat terkenal, DCS Engine Conditioner. Untuk pembersihan ruang bakar, setelah mesin dipanaskan dan lepas busi, tinggal semprot DCS ke ruang bakar dan didiamkan 10-15 menit. Kemudian starter mesin tanpa busi terpasang untuk mengeluarkan cairan, lalu pasang busi dan hidupkan mesin, maka sisanya akan keluar bersama gas buang. Harganya sekitar Rp 75 ribu. •
JENIS GAS
Carbon cleaner yang jarang adalah yang pakai gas. “Pakai gas punya kelebihan tidak akan melukai logam seperti cairan yang cenderung korosif,” terang William dari OSF yang punya alat OXY-Hydrogen Carbon Clean merek Epoch asal Taiwan.
Prinsip kerja Epoch, dengan memproduksi H2 dan O2 yang didapat dari pemecahan air. Kedua gas tersebut dimasukkan ke ruang bakar lewat filter. “Gas tersebut punya sifat memenuhi ruangan dan sangat mudah terbakar, sehingga saat terbakar sedikit demi sedikit bisa merontokkan karbon,” lanjut pebengkel di Jl. Lapangan Bola, Jakbar ini.
Proses pakai Epoch ini tergolong cukup lama, mobil akan dihidupkan dalam kondisi stasioner selama 40 menit. Ongkos yang dibutuhkan Rp 300 ribu. “Kelebihan lain bisa juga untuk mesin diesel,” tutup William. •
PROSEDUR
Soal safety buat diri sendiri, sebaiknya setelah menuang cairan pembersih kerak karbon, langsung tutup rapat wadah penampungannya. Jangan langsung menghubungkan kompresor jika tidak rapat bak penampungan cairan tersebut. Dikarenakan cairan ini bisa muncrat jika mendapatkan angin bertekanan dan dapat menyebabkan kulit merah-merah seperti terbakar.
“Akan terasa perih sekali, segera bilas dengan air hingga bersih,” sebut Michael Kristianto dari Excess Motoring Pluit, Jakut. Kalau efeknya terlalu parah, sebaiknya juga kunjungi dokter untuk mendapatkan perawatan medis.
Prosedur safety buat mesin juga perlu diperhatikan. “Jangan sampai terjadi water hammer saat mesin mau dihidupkan. Pastikan menyedot sampai kering cairan pembersih kerak karbon,” ujar Indra Wijaya dari Sigma Speed Pancoran, Jaksel.
Biasanya masih ada sisa cairan menyempil di sisi yang agak sulit terjangkau. Menyedotnya membutuhkan waktu yang lama jika mau benar-benar bersih. Gunakan tiupan angin kompresor pada setiap lubang busi. Terakhir letakan karton di atas lubang busi, lalu start kendaraan selama 3 detik. Jika masih ada cairan pasti karton akan basah. •
PENGHILANG KANDUNGAN AIR
Walau efektif digunakan sebagai pembersih ruang bakar, namun kedua cairan ini juga bisa berfungsi untuk menghilangkan kandungan air loh. Tentu cara pakainya juga beda. Tapi tenang saja, justru jauh lebih mudah kok.
“Karena berfungsi sebagai anti-varnish, jadi Vitec juga akan membersihkan noda atau kerak yang biasa tertinggal di saluran bahan bakar,” urai Dion, panggilan akrab Dionisius. Nah coba lihat deh di sekitaran slang bensin ataupun tutup tangki.
Kalau lihat area tutup tangki yang biasanya berwarna putih bersih berubah warna jadi merah atau kecoklatan. Seperti itu lah residu yang tertinggal. Bayangkan residu ini ada di saluran bahan bakar.
“Tinggal tuang saja Vitec ke dalam tangki. Namun tentu efek untuk membersihkan injektor atau ruang bakar berkurang,” sambung pria berkacamata ini. Sama hal dengan Wealthy yang juga bisa dituang.
Kalau dituang rutin, misal saban 3 bulan sekali, tergantung kondisi jalan dan jenis bahan bakar yang dipakai. Cairan ini ampuh menghilangkan kandungan air dalam bensin loh. •
JENIS BYPASS BAHAN BAKAR
Selain dimasukan manual dengan alat suntik ataupun disemprot ke throttle body, cara lain yang kerap dipakai yakni dengan mem-bypass jalur bahan bakar. Merek yang banyak dipakai yaitu Wealthy Injection Cleaning Tool Set (WICT) dan Vitec Injector Cleaner (VIC).
Namun cara ini mesti ke bengkel untuk mengerjakan, dikarenakan harus pakai alat khusus untuk memasukkan cairan ke ruang bakar. “Enaknya, karena disemprot melalui saluran bensin, jadi tak hanya ruang bakar yang bersih, tapi injektor pun ikutan bersih,” ujar Almus Hidayat, Sales Manager PT Wealthy Sejahtera.
Pun begitu dengan Vitec Injector Cleaner yang tak hanya membersihkan ruang bakar, tapi tetap aman buat catalytic converter. “Karena dicampur langsung ke, jadi semua terbakar habis. Makanya aman, kerak hasil pembakarannya enggak akan menyumbat catalytic converter,” sambung Peter Dionisius, Product Development & Promotion PT Autochem Industry, pemilik merek Vitec di Indonesia.
Nah, konsepnya sistem ini adalah memasukkan pembersih ini melalui slang bahan bakar. Jadi, butuh connector khusus untuk masing-masing tipe mesin. Contoh ketika WICT dicoba untuk Toyota Avanza 1.300 cc kelahiran 2009 yang sudah menempuh jarak sekitar 65 ribu. Karena sudah close loop, mesti mem-bypass slang menuju injektor yang terletak di bagian bawah mesin, sisi kanan. Oh iya, jangan lupa melepas soket agar pompa tidak bekerja terus ya.
Sementara VIC yang dicoba pada Nissan X-Trail 2009 bermesin 2.000 cc, cairan ini dikoneksikan melalui slang dari tangki yang menuju mesin. Bedanya, pada X-Trail saluran ini terdapat di balik jok tengah. Gabung dengan pompa bahan bakar.
Setelah alat terpasang, butuh bantuan kompresor angin untuk menekan cairan ke ruang bakar. Pada alatnya, terpasang indikator untuk memantau tekanan yang dibutuhkan mesin. “Biasanya berkisar antara 80 sampai 100 psi. Enggak boleh kurang atau kelebihan,” wanti Sutrisno, mekanik dari bengkel Petrus Motor di Jl. Arteri Kelapa Dua No.56, Jakbar.
Selanjutnya tinggal menyalakan mesin dan biarkan cairan ini tercampur langsung dengan bensin. Tak butuh waktu lama, sekitar 10 menit kemudian mesin akan mati, yang berarti cairan dalam tabung sudah habis. Bereskan peralatan, rakit kembali soket berikut slang bahan bakar aslinya. Setelah itu starter lagi mesin.
Hasilnya, langsung terasa getaran mesin lebih halus. Namun, karena transmisi X-Trail menggunakan CV, jadi, efek pada akselerasinya tidak terlalu terasa. •