Eropa – Menanggapi meninggalnya Jules Bianchi, Grand Prix Drivers’ Association (GPDA) atau asosiasi pembalap F1 menyatakan kehilangan teman yang memiliki bakat besar dan akan terus meningkatkan keselamatan.
Bianchi menderita cedera kepala yang parah saat balapan di GP Jepang, Okrober 2014, setelah mobil Marussia yang dikendarainya lepas kontrol ketika kondisi trek basah akibat hujan.
Mobilnya meluncur deras keluar lintasan, lalu menghantam crane di pagar sirkuit yang sedang mengevakuasi mobil pembalap lain yang juga mengalami kecelakaan.
Sejak peristiwa itu ia koma hingga akhir hayatnya. Perjuangannya hidupnya berakhir Sabtu pagi dinihari (18/7) di kota kelahirannya, Nice, Prancis.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh GPDA, para pembalap mengatakan kematiannya itu ‘brutal’ mengingatkan betapa berbahayanya olahraga ini.
“Formula 1 telah kehilangan seorang yang memiliki bakat besar, orang yang baik dan sahabat yang baik hari ini,” demikian isi surat resmi dari GPDA.
“Duapuluh satu tahun setelah twasnya Ayrton Senna dan Roland Ratzenberger, kita sekarang kehilangan Jules yang meninggal dalam kecelakaan di trek,” lanjut pernyataan itu dengan menyebut bahwa balapan ini masih tetap berbahaya.
GPDA juga menyampaikan, meskipun telah dilakukan banyak perbaikan, “Kami, para pembalap F1 berutang kepada komunitas balap, kepada Jules, keluarga dan teman-temannya, untuk tidak pernah menyerah dalam meningkatkan keselamatan. Belasungkawa tulus kami untuk Jules 'keluarga dan teman-teman’.”
Sementara itu bos penyelenggara balap F1, Bernie Ecclestone menambahkan, “Betapa sedihnya mendengar mendengar berita tentang Jules. Kita kehilangan pembalap yang sangat berbakat dan pribadi yang benar-benar baik. Kita tidak harus membiarkan itu terjadi lagi.”
Motor racing is dangerous. (otosport.otomotifnet.com)