Monte Carlo – Hancurnya harapan Lewis Hamilton untuk memenangkan GP Monako gagal karena masuk pit menjelang akhir lomba, mirip yang dialami Nigel Mansell pada 1992.
Di Monako kemarin (24/5), balapan tinggal 14 lap dari 78 lap yang harus ditempuh, Hamilton yang sedang memimpin lomba sejak start, masuk pit untuk mengganti ban baru.
Saat itu safety car keluar karena ada kecelakaan yang melibakan Romain Grosjean dan Max Verstappen.
Ketika kembali masuk lintasan, pembalap Mercedes itu berada di belakang rekan setimnya, Nico Rosberg dan tepat di samping kanan pembalap Ferrari, Sebastian Vettel.
Sejatinya, dengan ban baru ia punya keuntungan dan dapat melaju lebih kencang dari kedua kompetitornya itu. Karena Rosberg dan Vettel masih pakai ban lama alias baru sekali ganti ban.
Namun sirkuit jalan raya Monte Carlo yang sempit, sulit menyalip. Alhasil, ketika safety car masuk di akhir lap 70, Hamilton tetap berada di posisi tiga hingga finish.
Lewat komunikasi radio, Hamilton sempat bilang ke tim mustahil menyalip dan menyuruh tim berhenti berbicara dengannya.
Peristiwa ini mirip dialami Nigel Mansell (tim Williams) saat dikalahkan Ayrton Senna (McLaren) pada GP Monako 1992. Hanya kasusnya berbeda.
Mansell yang start dari pole position, memimpin lomba hingga masuk pit di lap 71 untuk mengganti ban baru.
Masuk ke lintasan, Mansell berada di belakang Senna. Mansell mencatat rekor lap serta waktunya lebih kencang dari Senna hampir 2 detik. Duel ketat pun terjadi selama 3 lap menjelang finish. Tetapi Mansell tidak bisa menyalip Senna.
Senna menyentuh garis finish, unggul 0,2 detik dari Mansell dan meraih kemenangan kelimanya di Monako.
Sama seperti Mansell, Hamilton menujukkan ekspresi kekecewaan saat menuju podium. Karena gagal memenangkan lomba GP Monako yang bagi pembalap F1 sangat prestisius jika bisa menang di sini. (otosport.otomotifnet.com)