Kenyataaannya, Red Bull meraih juara dunia bukan karena kebetulan. Daniel Ricciardo memang terkena diskualifikasi karena masalah sensor bahan bakar di seri pertama, namun performanya mampu menempel ketat Rosberg yang menjuarai seri Australia. Sedangkan Vettel hanya terpaut 24 detik dari waktu kemenangan Lewis Hamilton di seri kedua. Artinya, tim Red Bull pun bergeliat dari keterpurukan selama sesi tes pramusim.
“Saya pikir, pada era digital ini, di dunia modern ini, kita cenderung melupakan apa yang terjadi kemarin, dan kita masih bicara mengenai juara dunia empat kali. Inilah kami, bisa memenangkan dua seri dengan mobil yang tampak sangat baik musim ini, tetapi ini bukan hasil gabungan, belum terbukti bertahan,” ujar Toto Wolff direktur motorsport Mercedes.
“Saya tidak ingin meremehkan pekerjaan yang dilakukan tim di Brackely dan Brixworth, juga Kuala Lumpur tentunya. Tetapi, bagaimanapun juga Red Bull telah bangkit dari testing yang mengerikan,” tambahnya.
“Luar biasa bisa merasakan Mercedes bisa finish 1-2 sejak 1955, dan saya pikir hal itu perlu diresapi. Semua orang di Mercedes sangat bangga tapi kami tidak boleh berpuas diri karena kami telah melihat Red Bull bangkit dan merapat di belakang kami. dan melihat bagaimana mereka buruk di dua per tiga sesi tes, ini adalah peringatan dini buat kami, perinngatan dini yang penting!” tukasnya. (otosport.co.id)