Banjarbaru - Kejurnas Slalom BGM-HBM seri IV yang berlangsung di lapangan dr. Murdjani, Banjarbaru Kalimantan Selatan dikemas dalam model dobel trek. Tentu ini menjadi suguhan menarik karena bisa menyaksikan dua mobil sekaligus dalam satu lomba, meski bentuk permainan berbeda.
Ketangkasan dengan menyajikan dua trek sekaligus sudah pernah dilakukan di kota-kota besar pada 1990-an. Seperti di Jakarta ketika lomba digelar di lapangan parkir Timur senayan. Begitu juga di Medan dan Surabaya.
Menurut Vito Siagian selaku pimpinan lomba, sirkuit model dobel trek diklaim lebih sip. "Dari segi tontonan jelas lebih mengasyikan. Dan bagi peslalom dibutuhkan fisik yg bagus serta konsentrasi," ujarnya.
Karena, setelah kedua peserta rampungkan menyelesaikan treknya, mereka saling bertukar (jadi, A dilanjutkan ke B, dan B melanjutkan ke A). Dari hasil kedua trek diakumulasi menjadi hasil heat 1. Pun selanjutnya di heat 2.
Soal konsentrasi memang pegang peran. "Peserta mesti fokus pada trek yang dilalui saja. Enggak usah melirik trek sebelah. Kalau melirik malah buyar konsentrasinya," ungkap H.A. Rizky Prayoga, peslalom HRVRT yang saat itu yang gas pol dengan Mitsubishi Mirage.
Pernyataan Rizky diamini oleh rekan setimnya Ricky Nafarin yang ternyata juga pembalap Indoprix. (Otosport.co.id)